Bima, KS.- Kehadiran PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Sape di Kabupaten Bima membawa dampak positif bagi masyarak...
Bima, KS.- Kehadiran PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Sape di Kabupaten Bima membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya di wilayah Bima Timur. Selain telah memeperlancar transportasi laut, rekruitmen tenaga kerja yangt diserap melalui PT. ASDP cukup membantu dalam mengurangi angka pengangguran di wilayah ini. Dahulu, wilayah Bima di bagian timur merupakan kota yang cukup rendah nilai ekonominya, namun berkat adanya PT. ASDP yang mengelola Pelabuhan Sape mulai merangsang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi baik masyarakat dan daerah ujung timur Kabupaten Bima ini.
Seorang Pemuda asal Kecamatan Lambu, Emen (28) menilai, aktivitas perekonomi masyarakat Sape dan Lambu yang menggeluti usaha disektor pelabuhan sudah dapat membantu mengatasi mengatasi perekonomian kehidupannya. Kehadiran PT. ASDP yang mempermudah angkutan antar pulau menuju kawasan timur Indonesia seperti ke Labuan Bajo, Wai Kelo, Sumba dan berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur dirasakan memberikan kontribusi perekonomian yang cukup signifikan.
“Masyarakat asal Kecamatan Sape dan Lambu yang menjadi pedagang banyak yang berjualan di NTT karena mudahnya akses transportasi laut yang disediakan oleh PT. ASDP,” ujarnya.
Ia pun mengaku, kehadiran PT. ASDP yang merekruk tenaga kerja lokal juga membantu dalam program pengentasan pengangguran di dua kecamatan yang ada di ujung timur Kabupaten Bima ini.
“Tenaga kerja lokal yang direkrut PT. ASDP juga lumayan dan telah membantu pengurangan nilai pengangguran di sape dan di lambu,” kata ketua Serikat Tani Kecamatan Lambu itu.
Sementara itu, General Manager PT ASDP Cabang Sape Ospar Silaban, SH mengatakan peran PT ASDP sudah seharusnya membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat khususnya warga dari Sape dan Lambu. Kata dia, mempermudah akses transportasi laut lewat Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo dan sebaliknya, diharapkan dapat merangsang perkembangan ekonomi masyarakat baik yang ada di NTB dan di NTT.
“Banyak daerah yang terbelakang, akhirnya mampu berkembang bahkan menjadi daerah yang maju karena lancarnya transpotasi laut yang ada di daerah tersebut,” ujarnya, Kamis (11/8) lalu.
Selain itu, Ospar sedikit menjelaskan tentang kondisi kapal ferry yang beroperasi di Pelabuhan Sape ini. Menurutnya, kondisi kapal ferry yang ada memang sudah tidak muda lagi. Namun, setiap kapal secara rutin dilakuakn pemeliharaan dan masuk ke DOK sesuai jadiwal yang sudah ditentukan.
“Walau kondisi kapal sudah tua, tetapi tiap kapal tetap dilakukan pemeliharaan dan masuk ke DOK. Jika tidak masuk DOK sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, maka kapal Ferry tersebut tidak akan diberikan izin berlayar,” ujar dia.
Dilanjutkannya, biaya sekali masuk Dok, sebuah kapal bisa mencapai Rp1,5 hingga 2 miliar. “Semua kondisi kapal di cek, bisa dibilang kapal dimodifikasi ulang. Semuanya diperiksa mulai dari bodi dan mesin kapal. Dari setiap Ferry yang beroperasi harus memiliki dua mesin. Hal ini mengantisipasi kerusakan di tengah laut agar perjalanan kapal tidak terganggu,” jelasnya.
Diakuinya, selama ini aktifitas kapal ferry yang beroperasi di Pelabuhan Sape berjalan aman dan lancer. “Kalau suasana cuaca buruk, kami selalu mengedepankan keselamatan penumpang dan akan diberhentikan pelayaran untuk sementara waktu sembali menunggu cuaca kembali normal,” tutup Ospar. (KS 16).
COMMENTS