Dugaan penyuapan yang diungkap salah seorang Anggota DPRD Kota Bima yang ingin dirahasiakan namanya tersebut, ditanggapi oleh Ketua Fraksi Gerindra Sudirman Dj, SH
Kota Bima, KS.– Dugaan penyuapan yang diungkap salah seorang Anggota DPRD Kota Bima yang ingin dirahasiakan namanya tersebut, ditanggapi oleh Ketua Fraksi Gerindra Sudirman Dj, SH. Kata Sudirman, pemberian uang ratusan juta kepada seluruh anggota DPRD Kota Bima hanyalah fitnah dan tudingan sesat semata. Diakuinya, jika sumber pemberitaan tersebut adalah oknum Anggota DPRD, menurut dia, yang telah dilakukannya sama halnya dengan bunuh diri.
ilustrasi
“Jika sumber itu oknum dewan, berarti dia sama halnya bunuh diri. Apalagi dalam pemberitaan tersebut dinyatakan semua anggota dewan di duga menerima uang dari eksekutif untuk memuluskan kegiatan klinis pembahasan APBD-P 2016 di masing-masing Komisi yang ada di DPRD Kota Bima,” jelasnya, Rabu (7/9) via ponselnya.
Diakuinya, pemberitaan Koran Stabilitas tentu sangat mengejutkan anggota DPRD yang sedang melakukan studi banding di Tangerang Selatan saat ini. Ia pun mempertanyakan tentang bukti suap seperti dalam pemberitaan tersebut.
“Sering kali, koran ente memberitakan hal yang tidak jelas sumbernya. Walaupun diterangkan sumbernya adalah oknum dewan, semestinya harus ada inisialnya. Dfampak berita tersebut, dapat melahirkan kecurigaan yang tidak jelas terhadap satu sama lain diantara anggota yang ada,” tandasnya.
Ditegaskannya, dampak pemberitaan semua anggota dewan mendapat uang Rp5 hingga 12 juta ini sudah mencemari marwah dan kehormatan lembaga negara.
“Sepulang kami dari Tangsel, tentu akan kami bahas masalah ini lebih lanjut,” katanya.
Dia pun menambahkan, saat ini rapat klinis sudah selesai. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam perubahan anggaran yang diajukan pihak eksekutif saat klinis komisi berlangsung. “Klinis APBD itu formalitas yang telah di atur dalam Tata Tertib dewan. Untuk apa eksekutif memberikan uang hingga harus memuluskan pembahasan yang ada. Selesai di klinis akan dilanjutkan di Badan Anggaran. Nah, kalau di Banggar mungkin saja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Feri Sopyan, SH, Wakil Ketua, Syahbudin dan M. Syafi’i yang dihubungi via ponselnya masing-masing, walau dalam keadaan on tapi terkesan enggan menanggapi konfirmasi dari wartawan.
Sedangkan anggota DPRD yang lainnya seperti Samsuri duta PAN yang menanggapi SMS wartawan, saat dibalas ingin konfirmasi soal dugaan suap, tak merespon lebih lanjut konfirmasi tersebut.
Sementara itu, pihak eksekutif yang dikonfirmasi lewat Kabag Humaspro setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin alias Ryan menanggapi dingin soal tersebut. Dalam akun facebooknya yang disuguhi pemberitaan tentang dugaan suap ini, jangankan menanggapi malah mendelete postingan pemberitaan tersebut. Tidak hanya beritanya yang di delete, kontak pertemanan wartawan Koran Stabilitas dihapus dan diblokir.(Ag-02)
ilustrasi
“Jika sumber itu oknum dewan, berarti dia sama halnya bunuh diri. Apalagi dalam pemberitaan tersebut dinyatakan semua anggota dewan di duga menerima uang dari eksekutif untuk memuluskan kegiatan klinis pembahasan APBD-P 2016 di masing-masing Komisi yang ada di DPRD Kota Bima,” jelasnya, Rabu (7/9) via ponselnya.
Diakuinya, pemberitaan Koran Stabilitas tentu sangat mengejutkan anggota DPRD yang sedang melakukan studi banding di Tangerang Selatan saat ini. Ia pun mempertanyakan tentang bukti suap seperti dalam pemberitaan tersebut.
“Sering kali, koran ente memberitakan hal yang tidak jelas sumbernya. Walaupun diterangkan sumbernya adalah oknum dewan, semestinya harus ada inisialnya. Dfampak berita tersebut, dapat melahirkan kecurigaan yang tidak jelas terhadap satu sama lain diantara anggota yang ada,” tandasnya.
Ditegaskannya, dampak pemberitaan semua anggota dewan mendapat uang Rp5 hingga 12 juta ini sudah mencemari marwah dan kehormatan lembaga negara.
“Sepulang kami dari Tangsel, tentu akan kami bahas masalah ini lebih lanjut,” katanya.
Dia pun menambahkan, saat ini rapat klinis sudah selesai. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam perubahan anggaran yang diajukan pihak eksekutif saat klinis komisi berlangsung. “Klinis APBD itu formalitas yang telah di atur dalam Tata Tertib dewan. Untuk apa eksekutif memberikan uang hingga harus memuluskan pembahasan yang ada. Selesai di klinis akan dilanjutkan di Badan Anggaran. Nah, kalau di Banggar mungkin saja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Feri Sopyan, SH, Wakil Ketua, Syahbudin dan M. Syafi’i yang dihubungi via ponselnya masing-masing, walau dalam keadaan on tapi terkesan enggan menanggapi konfirmasi dari wartawan.
Sedangkan anggota DPRD yang lainnya seperti Samsuri duta PAN yang menanggapi SMS wartawan, saat dibalas ingin konfirmasi soal dugaan suap, tak merespon lebih lanjut konfirmasi tersebut.
Sementara itu, pihak eksekutif yang dikonfirmasi lewat Kabag Humaspro setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin alias Ryan menanggapi dingin soal tersebut. Dalam akun facebooknya yang disuguhi pemberitaan tentang dugaan suap ini, jangankan menanggapi malah mendelete postingan pemberitaan tersebut. Tidak hanya beritanya yang di delete, kontak pertemanan wartawan Koran Stabilitas dihapus dan diblokir.(Ag-02)
COMMENTS