Di Bulan Agustus Tahun 2016 ini, sebanyak tiga karyawan Koran Stabilitas telah resmi keluar (out) dari Managemen. Antara lain, Muslim alias Qi (Bagian Cetak/Loper), Aby (wartawan) dan Suryadian alias Yan (Wartawan).
Bima, KS.- Di Bulan Agustus Tahun 2016 ini, sebanyak tiga karyawan Koran Stabilitas telah resmi keluar (out) dari Managemen. Antara lain, Muslim alias Qi (Bagian Cetak/Loper), Aby (wartawan) dan Suryadian alias Yan (Wartawan). Untuk Qi dan Aby telah mengabdi diatas lima tahun, dan telah diberikan bantuan berupa uang tunai Rp.10Juta lebih untuk Qi, sedangkan Aby berupa tanah hampir 1,5 are, dengan membayar setengah dari harga tanah yang dibeli oleh pihak Management.”Aby mendapat subsidi dari harga tanah lebih kurang Rp.20Juta lebih. Ya, Alhamdulillah, pengabdian mereka tidak saya sia-siakan selama bergabung dengan Stabilitas,”kata Pimred Koran Stabilitas, Rafidin HB S,Sos di Kantor Redaksi Stabilitas, Minggu kemarin.
Kenapa ada perbedaan nilai bantuan diantara keduanya, sementara lama pengabdiannya hampir sama ?. Rafidin menjelaska, untuk Qi diberikan uang, karena telah membeli tanah pekarangan rumah dengan uang sendiri, sehingga hanya mendapatkan uang sesuai kemampuan perusahaan. Dimana perusahaan menjanjikan akan memberikan tanah seluas 100M2 atau seluas 1 are.”Karena dia sudah punya tanah sendiri, saya hanya bisa memberikan bantuan uang tunai Rp.10Juta lebih. Sedangkan Aby, kalau di uangkan dari luas tanah hampir 1,5 are, sekitar Rp.22Juta lebih,” terangnya.
Sementara untuk Suryadian alias Yan, tidak mendapatkan apa-apa, karena pengabdiannya baru sekitar dua tahun. “Sebagai pimpinan media, sudah maksimal saya berikan kepada karyawan saya. Mulai soal tempat tinggal, kami (Managemen,red) menyediakan secara gratis untuk karyawan, motor, juga subsidi tanah pekarangan rumah. Nah, kalaupun ada yang keluar tanpa mendapatkan bantuan atau berupa uang jasa kerja, itu tergantung lama tidaknya karyawan tersebut bergabung dengan Stabilitas,” urainya.
Di akhir keterangan persnya, Rafidin mengaku, bahwa di Tahun 2016 ini ada lima karyawan yang tidak lagi bergabung bersama Management Stabilitas, baik dikeluarkan maupun mengundurkan diri.”Intinya, saya berkomitmen membangun media untuk kepentinga orang banyak. Kalau ada karyawan atau wartawan yang mengobral jadi diri, atau menganggap Stabilitas sebagai alat untuk kepentingan pribadi, saya tidak segan-segan mengeluarkan mereka dari management, kendati dia adalah adik kandung atau keluarga dekat saya,” tegasnya seraya menyebutkan lima eks karyawan itu adalah Aby, Ryan, Muslim, Heru (Undur diri karena bekerja sebagai Humas di Akbd Surya Mandiri), dan Munazir (loper).
Pada kesempatan itu, Rafidin mengungkapkan soal banyaknya wartawan sekarang yang bergerilya dimana-mana, dengan mengandalkan kartu pers. Namun, disaat dituntut untuk menyetor berita oleh pihak Redaksi, ada saja alasan oknum wartawan sekarang. Pasalnya, label wartawan dijadikan sebagai tameng untuk mencari uang, dan menekan pihak-pihak tertentu.”Di management Stabilitas, tidak butuh wartawan yang nakal, apalagi wartawan yang meremehkan para pejabat atau siapapun yang berkaitan dengan kepentingan berita. Intinya, ada wartawan stabilitas yang melacurkan diri, saya tidak segan-segan untuk memecatnya,” tegasnya mengakhiri komentarnya.(KS-001)
Kenapa ada perbedaan nilai bantuan diantara keduanya, sementara lama pengabdiannya hampir sama ?. Rafidin menjelaska, untuk Qi diberikan uang, karena telah membeli tanah pekarangan rumah dengan uang sendiri, sehingga hanya mendapatkan uang sesuai kemampuan perusahaan. Dimana perusahaan menjanjikan akan memberikan tanah seluas 100M2 atau seluas 1 are.”Karena dia sudah punya tanah sendiri, saya hanya bisa memberikan bantuan uang tunai Rp.10Juta lebih. Sedangkan Aby, kalau di uangkan dari luas tanah hampir 1,5 are, sekitar Rp.22Juta lebih,” terangnya.
Sementara untuk Suryadian alias Yan, tidak mendapatkan apa-apa, karena pengabdiannya baru sekitar dua tahun. “Sebagai pimpinan media, sudah maksimal saya berikan kepada karyawan saya. Mulai soal tempat tinggal, kami (Managemen,red) menyediakan secara gratis untuk karyawan, motor, juga subsidi tanah pekarangan rumah. Nah, kalaupun ada yang keluar tanpa mendapatkan bantuan atau berupa uang jasa kerja, itu tergantung lama tidaknya karyawan tersebut bergabung dengan Stabilitas,” urainya.
Di akhir keterangan persnya, Rafidin mengaku, bahwa di Tahun 2016 ini ada lima karyawan yang tidak lagi bergabung bersama Management Stabilitas, baik dikeluarkan maupun mengundurkan diri.”Intinya, saya berkomitmen membangun media untuk kepentinga orang banyak. Kalau ada karyawan atau wartawan yang mengobral jadi diri, atau menganggap Stabilitas sebagai alat untuk kepentingan pribadi, saya tidak segan-segan mengeluarkan mereka dari management, kendati dia adalah adik kandung atau keluarga dekat saya,” tegasnya seraya menyebutkan lima eks karyawan itu adalah Aby, Ryan, Muslim, Heru (Undur diri karena bekerja sebagai Humas di Akbd Surya Mandiri), dan Munazir (loper).
Pada kesempatan itu, Rafidin mengungkapkan soal banyaknya wartawan sekarang yang bergerilya dimana-mana, dengan mengandalkan kartu pers. Namun, disaat dituntut untuk menyetor berita oleh pihak Redaksi, ada saja alasan oknum wartawan sekarang. Pasalnya, label wartawan dijadikan sebagai tameng untuk mencari uang, dan menekan pihak-pihak tertentu.”Di management Stabilitas, tidak butuh wartawan yang nakal, apalagi wartawan yang meremehkan para pejabat atau siapapun yang berkaitan dengan kepentingan berita. Intinya, ada wartawan stabilitas yang melacurkan diri, saya tidak segan-segan untuk memecatnya,” tegasnya mengakhiri komentarnya.(KS-001)
COMMENTS