Bima, KS.- Kisah hidup Sutarman, Pak Tua berusia 70 Tahun memang menyedihkan, terkadang lebih banyak duka dibanding suka. Dukanya, ketika h...
Bima, KS.- Kisah hidup Sutarman, Pak Tua berusia 70 Tahun memang menyedihkan, terkadang lebih banyak duka dibanding suka. Dukanya, ketika harus menjalani hidup di daerah orang sejak memutuskan untuk mengadu nasib di Bima.Ditambah lagi, beban kebutuhan hidup istri dan anaknya. Bebannya kian bertambah, karena selain memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, juga harus mencari uang untuk bayar kontrakan.
Tapi, pengalamannya selama 40 tahun menekuni usaha menjual es campur dapat dijadikan pelajaran penting sebagai bekal hidup bagi orang banyak. Betapa tidak, usaha yang berawal dari modal kecil dan keuntungan relatif kecil, ia mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai pendidikan empat orang Anaknya. Berkat kerja kerasnya yang tak mengenal lelah, ia bahkan sukses mewujudkan mimpi besar putra pertamanya menjadi Anggota Polisi."Setelah sekian lama menjalani usaha ini, beragam rintangan, dan cobaan mampu saya lewati. Kuncinya, tekun, ikhlas, berusaha,dan berdo,a. Hasilnya, seperti yang saya dapat saat ini, empat anak saya sudah berhasil," kata Sutarman.
Bagi Sutarman, menekuni pekerjaan ini tentu sangat melelahkan.Namun, demi keluarga dan pendidikan anak-anak adalah hal terpenting dalam hidupnya. Pak tua yang sudah memiliki beberapa orang cucu itu tidak ingin keempat anaknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Terbukti, walaupun berada dalam kondisi keuangan yang terbatas ternyata Sutarman mampu mewujudkan mimpinya. Selain, menjadikan anak pertamanya sebagai polisi, tiga buah hatinya juga sudah memiliki pekerjaan bahkan semua sudah berkeluarga.
"Berkat usaha ini, Alhamdulillah saya mampu memenuhi kebutuhan hidup sekaligus biaya sekolah empat anak hingga selesai. Mereka kini sudah pada menikah, utang saya sama Allah SWT pun sudah lunas," ujarnya kepada Wartawan Koran Stabilitas.
Ia menceritakan, pekerjaan sebagai penjual es campur ini sudah dia tekuni sejak Tahun 1968 silam. Namun, selama pekerjaan itu ditekuni tidak menetap disatu tempat,berpindah dari tempat satu ketempat lain.Sehari-hari penghasilan Sutarman memang sangat pas-pasan. Dari hasil berjualan es campur tersebut, setiap harinya Sutarman hanya mampu menyisihkan sebagian kecil dari keuntungan yang didapat."Uang itu saya pergunakan baik-baik, untuk kebutuhan harian dan yang utama untuk pendidikan anak-anak saya," katanya.
Beruntunglah keempat anaknya sudah sejak kecil terbiasa hidup prihatin dan berhemat. Keduanya selalu menyisihkan uang saku mereka yang tidak seberapa."Harapan saya suatu saat nanti mereka berhasil menjadi orang sukses dan mengangkat derajat orangtuanya," pungkasnya.(AR - 02)
Tapi, pengalamannya selama 40 tahun menekuni usaha menjual es campur dapat dijadikan pelajaran penting sebagai bekal hidup bagi orang banyak. Betapa tidak, usaha yang berawal dari modal kecil dan keuntungan relatif kecil, ia mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai pendidikan empat orang Anaknya. Berkat kerja kerasnya yang tak mengenal lelah, ia bahkan sukses mewujudkan mimpi besar putra pertamanya menjadi Anggota Polisi."Setelah sekian lama menjalani usaha ini, beragam rintangan, dan cobaan mampu saya lewati. Kuncinya, tekun, ikhlas, berusaha,dan berdo,a. Hasilnya, seperti yang saya dapat saat ini, empat anak saya sudah berhasil," kata Sutarman.
Bagi Sutarman, menekuni pekerjaan ini tentu sangat melelahkan.Namun, demi keluarga dan pendidikan anak-anak adalah hal terpenting dalam hidupnya. Pak tua yang sudah memiliki beberapa orang cucu itu tidak ingin keempat anaknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Terbukti, walaupun berada dalam kondisi keuangan yang terbatas ternyata Sutarman mampu mewujudkan mimpinya. Selain, menjadikan anak pertamanya sebagai polisi, tiga buah hatinya juga sudah memiliki pekerjaan bahkan semua sudah berkeluarga.
"Berkat usaha ini, Alhamdulillah saya mampu memenuhi kebutuhan hidup sekaligus biaya sekolah empat anak hingga selesai. Mereka kini sudah pada menikah, utang saya sama Allah SWT pun sudah lunas," ujarnya kepada Wartawan Koran Stabilitas.
Ia menceritakan, pekerjaan sebagai penjual es campur ini sudah dia tekuni sejak Tahun 1968 silam. Namun, selama pekerjaan itu ditekuni tidak menetap disatu tempat,berpindah dari tempat satu ketempat lain.Sehari-hari penghasilan Sutarman memang sangat pas-pasan. Dari hasil berjualan es campur tersebut, setiap harinya Sutarman hanya mampu menyisihkan sebagian kecil dari keuntungan yang didapat."Uang itu saya pergunakan baik-baik, untuk kebutuhan harian dan yang utama untuk pendidikan anak-anak saya," katanya.
Beruntunglah keempat anaknya sudah sejak kecil terbiasa hidup prihatin dan berhemat. Keduanya selalu menyisihkan uang saku mereka yang tidak seberapa."Harapan saya suatu saat nanti mereka berhasil menjadi orang sukses dan mengangkat derajat orangtuanya," pungkasnya.(AR - 02)
COMMENTS