Untuk menghancurkan peredaran Narkoba dan obat Tramadol, pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Bima, Kamis kemarin (3/11), menggelar Workshop...
Untuk menghancurkan peredaran Narkoba dan obat Tramadol, pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Bima, Kamis kemarin (3/11), menggelar Workshop Pemberdayaan Masyarakat pada Instansi Pemerintah di Aula Hotel La Ila Kota Bima. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan Pencegahan, Pemberantasan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) diseluruh wilayah Kabupaten dan Kota Bima. Hajatan yang disuguhkan pihak BNN tersebut, antara lain dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima, Kasat Narkoba, Dokter Rehabilitasi RSUD Bima, anggota TNI, Polri, para kepala UPTD serta Penyuluh Pertanian dilingkup Pemkab dan Pemkot Bima.
Bima, KS.- Plt Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Bima, Fery Priyanto, S. Sos mengatakan, tujuan utama dari kegiatan Workshop tersebut adalah, untuk mengingatkan kepada seluruh instansi pemerintah di lingkup Pemkab dan Pemkot Bima, agar dapat menyampaikan sekaligus mengimplementasikan tentang P4GN itu di tempat kerjanya masing-masing, terutama bagi para petugas penyuluh pertanian ditingkat desa dan kelurahan se-wilayah Kabupaten dan Kota Bima.
“Kita mengundang sebagian besar penyuluh ini, supaya pada saat turun dilapangan untuk melakukan penyuluhan tentang pertanian, mereka bisa selipkan dengan penyuluhan tentang narkoba kepada masyarakat,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan seperti ini lanjut Fery, pihaknya sangat mengharapkan kepada para pegawai diseluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)nya masing-masing, agar bisa mensosialisasikan bahaya narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas. Karena pihak BNN sendiri tidak mampu melaksanakan program tersebut, tanpa dukungan dan bantuan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, elemen pemerintah dan lembaga swasta lainnya. Kebersamaan dan sinergitas ini kata Fery sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah bahaya narkoba, apalagi di Indonesia sekarang sudah semakin parah, dari darurat narkoba sudah berupa menjadi musibah narkoba. Salah satu buktinya, angka menyalagunaan narkoba semakin meningkat, diwilayah NTB saja sudah masuk urutan ke 29 dari 34 propinsi di Indonesia, karena sekitar 60 ribu penduduknya terindikasi melakukan penyalagunaan narkoba, sementara diwilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima mencapai 19 ribu.
“Makanya, saya berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menurunkan angka frekwensi penyalagunaan narkoba itu, minimal tidak naik lagi di tahun tahun yang akan datang. Lebih baik mencegah ketimbang mengobati, karena obatnya untuk para pecandu narkoba ini sangat mahal harganya,” cetusnya.
Fery menambahkan, program BNN seperti ini tetap rutin dilakukan setiap tahun, setelah itu dievaluasi lagi guna mengetahui sejauhmana implementasinya yang dilakukan oleh setiap instansi pemerintah kepada masyarakatnya, baik masyarakat yang berdomisili diwilayah Kota maupun diseluruh wilayah Kabupaten Bima. Selain itu, pihaknya juga mengaku sering memberikan pengarahan dan pencerahan tentang bahaya barang haram jenis narkoba dan juga Tramadol tersebut pada para pelajar di tingkat SMP dan SMA sederajat, karena anak anak sekolah ini merupakan harapan masa depan bangsa dan Negara kedepan. Jangan sampai kehidupan anak-anak hancur akibat mengkonsumsi barang haram tersebut.
“Saya berharap pada kegiatan belajar siswa ini, sebenarnya harus diselipkan mata pelajaran tentang bahaya narkoba. Disamping itu, jika kami di BNN ini sudah punya anggaran yang memungkinkan, kami akan lakukan kegiatan seperti ini disetiap kecamatan dan kantor kantor desa, karena narkoba dan Tramadol ini sudah sangat parah dilingkungan pedesaan,” pungkasnya. (KS-YR03)
Bima, KS.- Plt Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Bima, Fery Priyanto, S. Sos mengatakan, tujuan utama dari kegiatan Workshop tersebut adalah, untuk mengingatkan kepada seluruh instansi pemerintah di lingkup Pemkab dan Pemkot Bima, agar dapat menyampaikan sekaligus mengimplementasikan tentang P4GN itu di tempat kerjanya masing-masing, terutama bagi para petugas penyuluh pertanian ditingkat desa dan kelurahan se-wilayah Kabupaten dan Kota Bima.
“Kita mengundang sebagian besar penyuluh ini, supaya pada saat turun dilapangan untuk melakukan penyuluhan tentang pertanian, mereka bisa selipkan dengan penyuluhan tentang narkoba kepada masyarakat,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan seperti ini lanjut Fery, pihaknya sangat mengharapkan kepada para pegawai diseluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)nya masing-masing, agar bisa mensosialisasikan bahaya narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas. Karena pihak BNN sendiri tidak mampu melaksanakan program tersebut, tanpa dukungan dan bantuan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, elemen pemerintah dan lembaga swasta lainnya. Kebersamaan dan sinergitas ini kata Fery sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah bahaya narkoba, apalagi di Indonesia sekarang sudah semakin parah, dari darurat narkoba sudah berupa menjadi musibah narkoba. Salah satu buktinya, angka menyalagunaan narkoba semakin meningkat, diwilayah NTB saja sudah masuk urutan ke 29 dari 34 propinsi di Indonesia, karena sekitar 60 ribu penduduknya terindikasi melakukan penyalagunaan narkoba, sementara diwilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima mencapai 19 ribu.
“Makanya, saya berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menurunkan angka frekwensi penyalagunaan narkoba itu, minimal tidak naik lagi di tahun tahun yang akan datang. Lebih baik mencegah ketimbang mengobati, karena obatnya untuk para pecandu narkoba ini sangat mahal harganya,” cetusnya.
Fery menambahkan, program BNN seperti ini tetap rutin dilakukan setiap tahun, setelah itu dievaluasi lagi guna mengetahui sejauhmana implementasinya yang dilakukan oleh setiap instansi pemerintah kepada masyarakatnya, baik masyarakat yang berdomisili diwilayah Kota maupun diseluruh wilayah Kabupaten Bima. Selain itu, pihaknya juga mengaku sering memberikan pengarahan dan pencerahan tentang bahaya barang haram jenis narkoba dan juga Tramadol tersebut pada para pelajar di tingkat SMP dan SMA sederajat, karena anak anak sekolah ini merupakan harapan masa depan bangsa dan Negara kedepan. Jangan sampai kehidupan anak-anak hancur akibat mengkonsumsi barang haram tersebut.
“Saya berharap pada kegiatan belajar siswa ini, sebenarnya harus diselipkan mata pelajaran tentang bahaya narkoba. Disamping itu, jika kami di BNN ini sudah punya anggaran yang memungkinkan, kami akan lakukan kegiatan seperti ini disetiap kecamatan dan kantor kantor desa, karena narkoba dan Tramadol ini sudah sangat parah dilingkungan pedesaan,” pungkasnya. (KS-YR03)
COMMENTS