“Bibit jagung hibrida yang diberikan untuk kelompok tani sekarang yaitu bibit yang berkualitas tinggi, bukan bibit rusak seperti yang diakui...
“Bibit jagung hibrida yang diberikan untuk kelompok tani sekarang yaitu bibit yang berkualitas tinggi, bukan bibit rusak seperti yang diakui oleh petani di Soromandi kemarin. Karena itu, diharapkan kepada seluruh petani jagung se-Kabupaten Bima agar menanam bibit jagung bantuan tersebut, dan tidak diperjual belikan apalagi membuangnya, lantaran menilai mutu bibit tidak berkualitas,”kata Kadispertapa Kabupaten Bima Ir.M Tayeb saat dikonfirmasi wartawan Koran Stabilitas, Kamis (3/11).
Bima, KS.- Aksi penolakan kelompok tani terhadap bibit jagung yang disalurkan pemerintah melalui Dinas Pertania dan Tanaman Pangan Kabupaten Bima dibawah kendali Ir. M. Tayeb, seolah menjadi bomerang bagi kelangsungan kelompok penerima manfaat. Padahal, pemberian bantuan itu merupakan sebuah wujud dari rasa peduli pemerintah demi memajukan usaha kelompok tani ditiap desa, terutama kelompok tani jagung.
“Bibit jagung hibrida yang diberikan kepada kelompok terutama di Soromandi tidak ada masalah, Kenapa dipermasalahkan, kalau saja beda merek dan nama itu hal biasa. Justru disinilah kita memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bibit jagung itu terdapat 4 jenis selain Bisi2, ada DK, Pioni, SA dan NK,”jelasnya.
Sejumlah nama inilah yang meragukan petani, pada hal bibit-bibit itu juga hasil olah raboraturium universitas ternama di Indonesia selama bertahun-tahun. Coba bayangkan, sejumlah bibit ini berasal dari hasil tanaman bibit jagung Bima.
Lebih jauh Teyeb menjelaskan secara detail varieties jagung Bima 20 uri dengan STJ 109 pelepasan tahun 2013. Yaitu, asal persilangan antara hibrida silang tunggal 6180/mr 14 sebagai tetuah betina, sementara Nei 9008P sebagai tetuah jantan umur mencapai 50% keluar rambut +58 hari, setelah tanam masa fisiologis +102 hari, setelah tanaman tinggi 210 Cm batang diameter +22cm bentuk bulat ukuran tongkol kurang lebih 17,9 Cm,”paparnya rinci.
Reaksi masayarakat tani mengenai benih tanaman yang diberikan tidak jadi soal sepanjang penjelasan yang diberikan manpu memberikan keyakinan kepada masyarakat. Sumber keraguan bibit yang didistribusi dari luar daerah, hanya bertuliskan Bima diatas kemasan hingga muncul keraguan.”Sedangakn berpijak dari asal usul bibit jagung adalah dari Bima. Hanya itu yang menjadi masalah kemarin, dan sekarang sudah tidak dipersoalkan lagi,”pungkasnya.(KS-B02)
Bima, KS.- Aksi penolakan kelompok tani terhadap bibit jagung yang disalurkan pemerintah melalui Dinas Pertania dan Tanaman Pangan Kabupaten Bima dibawah kendali Ir. M. Tayeb, seolah menjadi bomerang bagi kelangsungan kelompok penerima manfaat. Padahal, pemberian bantuan itu merupakan sebuah wujud dari rasa peduli pemerintah demi memajukan usaha kelompok tani ditiap desa, terutama kelompok tani jagung.
“Bibit jagung hibrida yang diberikan kepada kelompok terutama di Soromandi tidak ada masalah, Kenapa dipermasalahkan, kalau saja beda merek dan nama itu hal biasa. Justru disinilah kita memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bibit jagung itu terdapat 4 jenis selain Bisi2, ada DK, Pioni, SA dan NK,”jelasnya.
Sejumlah nama inilah yang meragukan petani, pada hal bibit-bibit itu juga hasil olah raboraturium universitas ternama di Indonesia selama bertahun-tahun. Coba bayangkan, sejumlah bibit ini berasal dari hasil tanaman bibit jagung Bima.
Lebih jauh Teyeb menjelaskan secara detail varieties jagung Bima 20 uri dengan STJ 109 pelepasan tahun 2013. Yaitu, asal persilangan antara hibrida silang tunggal 6180/mr 14 sebagai tetuah betina, sementara Nei 9008P sebagai tetuah jantan umur mencapai 50% keluar rambut +58 hari, setelah tanam masa fisiologis +102 hari, setelah tanaman tinggi 210 Cm batang diameter +22cm bentuk bulat ukuran tongkol kurang lebih 17,9 Cm,”paparnya rinci.
Reaksi masayarakat tani mengenai benih tanaman yang diberikan tidak jadi soal sepanjang penjelasan yang diberikan manpu memberikan keyakinan kepada masyarakat. Sumber keraguan bibit yang didistribusi dari luar daerah, hanya bertuliskan Bima diatas kemasan hingga muncul keraguan.”Sedangakn berpijak dari asal usul bibit jagung adalah dari Bima. Hanya itu yang menjadi masalah kemarin, dan sekarang sudah tidak dipersoalkan lagi,”pungkasnya.(KS-B02)
COMMENTS