Berbagai manuver ditunjukan para politikus jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2018. Teranyar pergantian pengurus DPD Partai Gerakan Indo...
Berbagai manuver ditunjukan para politikus jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2018. Teranyar pergantian pengurus DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) NTB.
Mataram, KS.- Ketua DPD Partai Gerindra NTB H Willgo Zainar terdepak, digantikan Ridwan Hidayat. Saat dikonfirmasi, mengenai hal tersebut, Ridwan membenarkan dirinya terpilih menjadi ketua yang baru.
“Pelantikan Minggu besok ini,” kata Ridwan sembari tersenyum.
Ia mengatakan, pelantikan akan dihadiri langsung tidak kurang dari 15 elit Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra. Terkait siapa saja yang hadir, Ridwan mengatakan masih belum bisa memastikan.
“Kalau Pak Prabowo, sepertinya akan sulit hadir, karena agenda pusat sangat padat, tetapi nanti beberapa pejabat DPP banyak yang hadir,” kata Ridwan.
Saat ditanya, terkait surat rekomendasi dari Partai Gerindra untuk H Ahyar Abduh, Ridwan awalnya enggan berkomentar. Alasannya, karena secara resmi dirinya belum dilantik. “Nantilah setelah dilantik,” ujarnya.
Ia merasa, belum layak untuk mengatasnamakan partai. Sebelum dirinya dinyatakan secara sah memimpin partai Gerindra NTB. Namun setelah didesak untuk menyampaikan pendapat secara pribadi, Ridwan akhirnya menyampaikan pikirannya tentang beberapa poin yang diperdebatkan di dalam rekomendasi itu.
“Begini, setiap orang punya tafsir masing-masing, ya silakan saja,” ungkapnya.
Hanya saja, kalau dirinya menilai, beberapa poin di dalam surat rekomendasi itu, sangat jelas memberi kewenangan penuh pada Ahyar. “Justru kalau menurut saya, itu kewenangan penuh diberikan pada Pak Ahyar,” tukasnya.
Rekomendasi itu, bahkan memberi keleluasaan bagi Ahyar, untuk mencari pendamping. Siapa sosok yang layak dan mampu mengerek popularitas dan elektabilitas ia bertarung di Pilgub 2018 nanti.
“Karena memang tidak cukup hanya dengan satu partai saja, sangat jelas!” tegasnya.
Sementara itu, Bakal Calon Gubernur NTB H Ahyar Abduh, enggan mengomentari terlalu jauh perubahan pengurus DPD Partai Gerindra NTB. “Saya tidak mau terlibat terlalu jauh, itu urusan internal partai,” ujar Ahyar.
Begitu juga, ia belum mau mengomentari apakah dirinya diuntungkan atau tidak dengan pergantian pengurus itu. Hanya saja sampai saat ini ia menegaskan dirinya masih berupaya memenuhi syarat yang diberikan Partai Gerindra.
“Saya masih terus bangun komunikasi dengan partai-partai lain, berikhtiar cari dukungan,” ungkapnya.
Ia masih optimis, bisa membangun koalisi yang tangguh. “Insya Allah, syarat itu pasti bisa kita penuhi,” tegasnya.
Dalam acara, pengembalian formulir pendaftaran bakal calon gubernur yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ketua DPW PKB NTB Lalu Adrian Irfani, melihat ada perubahan peta politik yang sangat jelas. Menyusul terpilihnya, Ridwan yang notabene adalah kakak dari Ahyar.
“Peta politik sudah berubah,” kata Adrian.
Pengamat politik DR Asrin, membenarkan ada perubahan peta politik yang sangat fundamental. Terutama, setelah bagaimana setiap orang menyikapi surat rekomendasi yang diterima Ahyar.
Begitu juga dengan terpilihnya Ridwan Hidayat sebagai Ketua Gerindra NTB yang baru. “Iya saya juga mendengar pergantian itu sudah final,” kata Asrin.
Direktur Istitute Agama dan Kebudayaan (INSAN) NTB ini menilai, ledakan-ledakan yang dibuat kubu Ahyar telah berhasil membuat Ahyar semakin banyak dibicarakan masyarakat. “Terlepas orang mau menyikapi seperti apa rekomendasi atau pengangkatan Ridwan, positif atau negatif, tapi yang jelas Ahyar sudah berhasil mempopulerkan dirinya,” imbuhnya.
Setidaknya, ledakan-ledakan itu, telah berhasil membuat isu yang dibuat kubu lain, gaungnya tidak terlalu besar. Bahkan cendrung hilang oleh ‘berisiknya’ perbincangan tentang manuver politik Ahyar.
“Dan ini kalau dikelola dengan baik, keuntungan yang akan membuat Ahyar semakin tangguh,” analisanya.
Diskusi-diskusi tentang langkah politik Ahyar, secara tidak langsung telah mempromosikan sosok dirnya ke banyak kalangan. Jika ritme ini berhasil dijaga, bukan tidak mungkin Ahyar akan terus merajai dari segi popularitas dibanding calon lain. (KS-01)
Mataram, KS.- Ketua DPD Partai Gerindra NTB H Willgo Zainar terdepak, digantikan Ridwan Hidayat. Saat dikonfirmasi, mengenai hal tersebut, Ridwan membenarkan dirinya terpilih menjadi ketua yang baru.
“Pelantikan Minggu besok ini,” kata Ridwan sembari tersenyum.
Ia mengatakan, pelantikan akan dihadiri langsung tidak kurang dari 15 elit Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra. Terkait siapa saja yang hadir, Ridwan mengatakan masih belum bisa memastikan.
“Kalau Pak Prabowo, sepertinya akan sulit hadir, karena agenda pusat sangat padat, tetapi nanti beberapa pejabat DPP banyak yang hadir,” kata Ridwan.
Saat ditanya, terkait surat rekomendasi dari Partai Gerindra untuk H Ahyar Abduh, Ridwan awalnya enggan berkomentar. Alasannya, karena secara resmi dirinya belum dilantik. “Nantilah setelah dilantik,” ujarnya.
Ia merasa, belum layak untuk mengatasnamakan partai. Sebelum dirinya dinyatakan secara sah memimpin partai Gerindra NTB. Namun setelah didesak untuk menyampaikan pendapat secara pribadi, Ridwan akhirnya menyampaikan pikirannya tentang beberapa poin yang diperdebatkan di dalam rekomendasi itu.
“Begini, setiap orang punya tafsir masing-masing, ya silakan saja,” ungkapnya.
Hanya saja, kalau dirinya menilai, beberapa poin di dalam surat rekomendasi itu, sangat jelas memberi kewenangan penuh pada Ahyar. “Justru kalau menurut saya, itu kewenangan penuh diberikan pada Pak Ahyar,” tukasnya.
Rekomendasi itu, bahkan memberi keleluasaan bagi Ahyar, untuk mencari pendamping. Siapa sosok yang layak dan mampu mengerek popularitas dan elektabilitas ia bertarung di Pilgub 2018 nanti.
“Karena memang tidak cukup hanya dengan satu partai saja, sangat jelas!” tegasnya.
Sementara itu, Bakal Calon Gubernur NTB H Ahyar Abduh, enggan mengomentari terlalu jauh perubahan pengurus DPD Partai Gerindra NTB. “Saya tidak mau terlibat terlalu jauh, itu urusan internal partai,” ujar Ahyar.
Begitu juga, ia belum mau mengomentari apakah dirinya diuntungkan atau tidak dengan pergantian pengurus itu. Hanya saja sampai saat ini ia menegaskan dirinya masih berupaya memenuhi syarat yang diberikan Partai Gerindra.
“Saya masih terus bangun komunikasi dengan partai-partai lain, berikhtiar cari dukungan,” ungkapnya.
Ia masih optimis, bisa membangun koalisi yang tangguh. “Insya Allah, syarat itu pasti bisa kita penuhi,” tegasnya.
Dalam acara, pengembalian formulir pendaftaran bakal calon gubernur yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ketua DPW PKB NTB Lalu Adrian Irfani, melihat ada perubahan peta politik yang sangat jelas. Menyusul terpilihnya, Ridwan yang notabene adalah kakak dari Ahyar.
“Peta politik sudah berubah,” kata Adrian.
Pengamat politik DR Asrin, membenarkan ada perubahan peta politik yang sangat fundamental. Terutama, setelah bagaimana setiap orang menyikapi surat rekomendasi yang diterima Ahyar.
Begitu juga dengan terpilihnya Ridwan Hidayat sebagai Ketua Gerindra NTB yang baru. “Iya saya juga mendengar pergantian itu sudah final,” kata Asrin.
Direktur Istitute Agama dan Kebudayaan (INSAN) NTB ini menilai, ledakan-ledakan yang dibuat kubu Ahyar telah berhasil membuat Ahyar semakin banyak dibicarakan masyarakat. “Terlepas orang mau menyikapi seperti apa rekomendasi atau pengangkatan Ridwan, positif atau negatif, tapi yang jelas Ahyar sudah berhasil mempopulerkan dirinya,” imbuhnya.
Setidaknya, ledakan-ledakan itu, telah berhasil membuat isu yang dibuat kubu lain, gaungnya tidak terlalu besar. Bahkan cendrung hilang oleh ‘berisiknya’ perbincangan tentang manuver politik Ahyar.
“Dan ini kalau dikelola dengan baik, keuntungan yang akan membuat Ahyar semakin tangguh,” analisanya.
Diskusi-diskusi tentang langkah politik Ahyar, secara tidak langsung telah mempromosikan sosok dirnya ke banyak kalangan. Jika ritme ini berhasil dijaga, bukan tidak mungkin Ahyar akan terus merajai dari segi popularitas dibanding calon lain. (KS-01)
COMMENTS