Di Tahun 2017/2018 ini, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) So Nggela Jaya menggarap lahan seluas 75 Hektar untuk penanaman jagung hibrida. Se...
Di Tahun 2017/2018 ini, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) So Nggela Jaya menggarap lahan seluas 75 Hektar untuk penanaman jagung hibrida. Sementara persiapan bibit jagung untuk kebutuhan tanam semua lahan tersebut telah disiapkan oleh Gapoktan atas bantuan Pemerintah Kota Bima, berupa bibit jagung faritas Bima 15 dan pioneer, kedua faritas tersebut diyakini akan memproduksi minimal 5 sampai tujuh ton perhektar.”kata Ketua Gapoktan So Nggela Jaya, Andi Azis saat ditemui di kediamannya di So Nggela, Sabtu sore.
KOTA BIMA, KS.- Perhatian Pemerintah Kota Bima terhadap petani di Kota Bima, khususnya di Wilayah Asakota dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal itu dapat dilihat ketika jumlah luas lahan garapan, yang terus bertambah, sehingga di pastikan bahwa hasil produksi jagung petani untuk tahun depan akan bertambah banyak.
“Soalnya, tahun ini dengan tahun sebelumnya animo masyarakat yang tanam jagung jauh lebih banyak tahun ini. Bayangkan saja, satu orang petani sekarang menggarap lahan minimal satu hektar, sementara tahun lalu bisa dihitung dengan jari petani yang menggarap lahan hetaran,” urainya.
Andi juga mengaku bahwa sebagai Ketua Kelompok harus bisa memberi contoh bagi para anggotanya, terutama soal mencontohi menggarap lahan yang banyak. Apalagi sekarang, ada anggota kelompok yang menggarap lahan sampai tiga empat hektar, sehingga ia pun di tahun ini menggarap lahan seluas Sembilan hektar.
“Kalau tahun kemarin saya menanam jagung seluas tujuh hektar, tapi untuk sekarang saya mencoba memperluas lagi lahan tanama. Ya, sekitar Sembilan sampai sepuluh hektar saya tanam jagung, yaitu untuk farites Bima 15 seluas lima hektar dan lima hektar untuk pioneer,” jelasnya.
Ditanya soal kesiapan bibit ?. Andi mengaku banyak bibit yang dikeluarkan oleh pemerintah, tinggal sekarang bagaimana rakyat atau petani memanfaatkan bibit dengan baik, dengan harapan bisa mendapat hasil memuaskan.”Insya allah, petani kita akan lebih sejahtera lagi ke depannya, karena harga jagung ke depan akan lebih mahal, bahkan harga jagung tidak akan turun dari angka Rp.3ribu perkilogram, karena sudah diberlakukan secara secara nasional,” imbuhnya.
Diakui Andi, bahwa di tahun tingkat kebutuhan jagung secara nasional sangat tinggi sekali, sehingga oleh petani di Bima sekarang mamanfaatkan kesempatan itu, dengan memperbanyak lahan tanaman. “Pokoknya, gunung-gunung di Kota Bima sekitar bulan bulan Maret 2018 akan hijau oleh tumbuhnya jagung hibrida,” tuturnya bangga.
Bagaimana dengan warga So Nggela sendiri, apakah banyak yang tanam jagung ?. Andi mengaku hampir semua warga So Nggela menanam jagung, karena mayoritas warga So Nggela memiliki lahan perkebunan atau ladang untuk tanam jagung seperti biasanya selama ini.”Alhamdulillah, warga So Nggela tahun ini jauh lebih banyak lagi lahan yang digarap,” cetusnya bangga.(KS-R01)
 |
| Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS.- Perhatian Pemerintah Kota Bima terhadap petani di Kota Bima, khususnya di Wilayah Asakota dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal itu dapat dilihat ketika jumlah luas lahan garapan, yang terus bertambah, sehingga di pastikan bahwa hasil produksi jagung petani untuk tahun depan akan bertambah banyak.
“Soalnya, tahun ini dengan tahun sebelumnya animo masyarakat yang tanam jagung jauh lebih banyak tahun ini. Bayangkan saja, satu orang petani sekarang menggarap lahan minimal satu hektar, sementara tahun lalu bisa dihitung dengan jari petani yang menggarap lahan hetaran,” urainya.
Andi juga mengaku bahwa sebagai Ketua Kelompok harus bisa memberi contoh bagi para anggotanya, terutama soal mencontohi menggarap lahan yang banyak. Apalagi sekarang, ada anggota kelompok yang menggarap lahan sampai tiga empat hektar, sehingga ia pun di tahun ini menggarap lahan seluas Sembilan hektar.
“Kalau tahun kemarin saya menanam jagung seluas tujuh hektar, tapi untuk sekarang saya mencoba memperluas lagi lahan tanama. Ya, sekitar Sembilan sampai sepuluh hektar saya tanam jagung, yaitu untuk farites Bima 15 seluas lima hektar dan lima hektar untuk pioneer,” jelasnya.
Ditanya soal kesiapan bibit ?. Andi mengaku banyak bibit yang dikeluarkan oleh pemerintah, tinggal sekarang bagaimana rakyat atau petani memanfaatkan bibit dengan baik, dengan harapan bisa mendapat hasil memuaskan.”Insya allah, petani kita akan lebih sejahtera lagi ke depannya, karena harga jagung ke depan akan lebih mahal, bahkan harga jagung tidak akan turun dari angka Rp.3ribu perkilogram, karena sudah diberlakukan secara secara nasional,” imbuhnya.
Diakui Andi, bahwa di tahun tingkat kebutuhan jagung secara nasional sangat tinggi sekali, sehingga oleh petani di Bima sekarang mamanfaatkan kesempatan itu, dengan memperbanyak lahan tanaman. “Pokoknya, gunung-gunung di Kota Bima sekitar bulan bulan Maret 2018 akan hijau oleh tumbuhnya jagung hibrida,” tuturnya bangga.
Bagaimana dengan warga So Nggela sendiri, apakah banyak yang tanam jagung ?. Andi mengaku hampir semua warga So Nggela menanam jagung, karena mayoritas warga So Nggela memiliki lahan perkebunan atau ladang untuk tanam jagung seperti biasanya selama ini.”Alhamdulillah, warga So Nggela tahun ini jauh lebih banyak lagi lahan yang digarap,” cetusnya bangga.(KS-R01)
COMMENTS