Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STISIP Mbojo Bima, Senin (11/12) di depan Kantor Dinas Pertanian Tana...
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STISIP Mbojo Bima, Senin (11/12) di depan Kantor Dinas Pertanian Tananam Pangan (Dispertapa) Kabupaten Bima melakukan aksi demonstrasi terkait dugaan penyalahgunaan jabatan oleh oknum kabid di dinas setempat, menyangkut pengadaan bibit jagung dan sejumlah proyek lain. Namun sayang, penyampaian aspirasi oleh puluhan mahasiswa tersebut berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa mengalami luka parah dibagian kepala akibat saling lempar antara massa aksi dengan puluhan pegawai dinas setempat.
BIMA, KS.- Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas di lokasi aksi, terlihat kebringasan antara kedua belah pihak, baik dari massa aksi (Mahasiswa) juga puluhan pegawai Dinas Pertanian. Aksi saling lempar menggunakan batu antara keduanya tak bisa dihindari, meski saat itu ada sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di lokasi aksi.
Keterbatasan personil polisi, sehingga mahasiswa dengan leluasa melempar kantor Dispertapa, yang membuat hampir semua kaca jendela pecah, begitu juga dengan beberapa mahasiswa terluka parah dan dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Kordinator Lapangan (Korlap) BEM STISIP Mbojo Bima, Abdul Halik yan dimintai komentarnya mengakui adanya saling lempar antara mahasiswa dengan pegawai Dispertapa. Namun diakuinya, yang lebih dulu melakukan pelemparan adalah pegawai Dispertapa, sementara pihaknya membalas kembali,karena tidak tahan dengan perilaku pegawai yang tidak menerima aksi demonstrasi terkait sejumlah masalah yang terjadi di Dinas Pertanian selama Ini.
“Saya bersama anggota saya turun aksi menyangkut masalah kepentingan masyarakat banyak di Kabupaten Bima, baik soal pengadaan bibit bawang merah Tahun 2015-2016, soal pengadaan bibit jagung, soal kelangkaan pupuk dan lainnya, termasuk pengadaan saprodi yang diduga ada permainan oknum kabid di Dinas pertanian itu,” kata Khalik.
Ia juga menilaia bahwa Bupati bima, Hj. Indah Damayanti Putri tidak memiliki niat baik untuk membangun Daerah ini. Bagaimana tidak, Dinas Pertanian salah satu dinas yang banyak menerima kucuran dana dari Pemerintah Pusat, dengan angka belasan hingga puluhan Milyar pertahunnya. Tapi sayangnya, dana yang begitu banyak itu tidak digunakan secara baik untuk menjawab kebutuhan dan kepentingan masyarakat banyak, melainkan hanya untuk memenuhi kepentingan sesaat oknum tertentu, termasuk kepentingan oknum penguasa.
“Uang pusat yang datang ke bima itu banyak sekali masuk di Dinas Pertanian ini, tapi kenapa tidak dinikmati oleh rakyat Kabupaten Bima. Contohnya saja, beli bibit jagung saja tidak layak ditanam, belum lagi pengadaan saprodi, benih padi dan untuk pembelian obat-obatan bagi kelompok penerima benih padi,” urainya.
Khalik juga mengaku akan terus menggelar aksi demonstrasi terkait berbagai dugaan korupsi di Lingkup Pemkab Bima terutama di Dinas Pertanian. Masalahnya, bila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus, maka akan banyak uang Negara disalahgunakan oleh oknum pejabat, oknum pegawai juga oknum penguasa saat ini ke depannya.
“Aksi kami ini untuk menyadarkan pelaku kejahatan yang agar tidak lagi menyalahgunakan uang Negara,” tuturnya.
Kepada pihak penegak hokum agar tidak tinggal diam, memelihara kejahatan yang merugian rakyat dan Negara.”Saya atas nama mahasiswa STISIP Mbojo Bima meminta pihak Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Raba Bima untuk bersikap terkait sejumlah dugaan penyalahgunaan uang Negara oleh oknum pejabat dan oknum penguasa juga rekanan pemerintah yang mendapat paket proyek pengadaan bibit jagung, bibit bawang dan lainnya,” harapnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dispertapa Kabupaten Bima Ir.H.Natsir menyesalkan sikap mahasiswa yang melempar kantor hingga membuat kaca jendela kantor rusak parah.”Kenapa harus main lempar. Kalau mau datang demo, ya demo saja, bukan melakukan tindakan anarkhis,” tandasnya.(KS-Sub)
Mahasiswa BEM STISIP Mbojo Bima di depan Kantor Dispertapa Kabupaten Bima |
BIMA, KS.- Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas di lokasi aksi, terlihat kebringasan antara kedua belah pihak, baik dari massa aksi (Mahasiswa) juga puluhan pegawai Dinas Pertanian. Aksi saling lempar menggunakan batu antara keduanya tak bisa dihindari, meski saat itu ada sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di lokasi aksi.
Keterbatasan personil polisi, sehingga mahasiswa dengan leluasa melempar kantor Dispertapa, yang membuat hampir semua kaca jendela pecah, begitu juga dengan beberapa mahasiswa terluka parah dan dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Kordinator Lapangan (Korlap) BEM STISIP Mbojo Bima, Abdul Halik |
Kordinator Lapangan (Korlap) BEM STISIP Mbojo Bima, Abdul Halik yan dimintai komentarnya mengakui adanya saling lempar antara mahasiswa dengan pegawai Dispertapa. Namun diakuinya, yang lebih dulu melakukan pelemparan adalah pegawai Dispertapa, sementara pihaknya membalas kembali,karena tidak tahan dengan perilaku pegawai yang tidak menerima aksi demonstrasi terkait sejumlah masalah yang terjadi di Dinas Pertanian selama Ini.
“Saya bersama anggota saya turun aksi menyangkut masalah kepentingan masyarakat banyak di Kabupaten Bima, baik soal pengadaan bibit bawang merah Tahun 2015-2016, soal pengadaan bibit jagung, soal kelangkaan pupuk dan lainnya, termasuk pengadaan saprodi yang diduga ada permainan oknum kabid di Dinas pertanian itu,” kata Khalik.
Ia juga menilaia bahwa Bupati bima, Hj. Indah Damayanti Putri tidak memiliki niat baik untuk membangun Daerah ini. Bagaimana tidak, Dinas Pertanian salah satu dinas yang banyak menerima kucuran dana dari Pemerintah Pusat, dengan angka belasan hingga puluhan Milyar pertahunnya. Tapi sayangnya, dana yang begitu banyak itu tidak digunakan secara baik untuk menjawab kebutuhan dan kepentingan masyarakat banyak, melainkan hanya untuk memenuhi kepentingan sesaat oknum tertentu, termasuk kepentingan oknum penguasa.
“Uang pusat yang datang ke bima itu banyak sekali masuk di Dinas Pertanian ini, tapi kenapa tidak dinikmati oleh rakyat Kabupaten Bima. Contohnya saja, beli bibit jagung saja tidak layak ditanam, belum lagi pengadaan saprodi, benih padi dan untuk pembelian obat-obatan bagi kelompok penerima benih padi,” urainya.
Khalik juga mengaku akan terus menggelar aksi demonstrasi terkait berbagai dugaan korupsi di Lingkup Pemkab Bima terutama di Dinas Pertanian. Masalahnya, bila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus, maka akan banyak uang Negara disalahgunakan oleh oknum pejabat, oknum pegawai juga oknum penguasa saat ini ke depannya.
“Aksi kami ini untuk menyadarkan pelaku kejahatan yang agar tidak lagi menyalahgunakan uang Negara,” tuturnya.
Kepada pihak penegak hokum agar tidak tinggal diam, memelihara kejahatan yang merugian rakyat dan Negara.”Saya atas nama mahasiswa STISIP Mbojo Bima meminta pihak Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Raba Bima untuk bersikap terkait sejumlah dugaan penyalahgunaan uang Negara oleh oknum pejabat dan oknum penguasa juga rekanan pemerintah yang mendapat paket proyek pengadaan bibit jagung, bibit bawang dan lainnya,” harapnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dispertapa Kabupaten Bima Ir.H.Natsir menyesalkan sikap mahasiswa yang melempar kantor hingga membuat kaca jendela kantor rusak parah.”Kenapa harus main lempar. Kalau mau datang demo, ya demo saja, bukan melakukan tindakan anarkhis,” tandasnya.(KS-Sub)
COMMENTS