Seorang aktivis senior di Kabupaten Dompu Dedi Kusnadi yang biasa disapa dengan panggilan nama Deka, belum lama ini meminta kepada Aparat Pe...
Seorang aktivis senior di Kabupaten Dompu Dedi Kusnadi yang biasa disapa dengan panggilan nama Deka, belum lama ini meminta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) Dompu untuk menyorot berbagai kasus kakap (kasus besar) yang terjadi di wilayah Kabupaten Dompu.
DOMPU,KS.- Pasalnya, berbagai kasus itu antaralain, proyek pembangunan bangunan pasar bawah, Pengadaan Alat Kesehatan (Alkes), Pembangunan gedung Samakai, Pembangunan Rumah Sakit Pratama, Pembangunan gedung parenta, Pembangunan kantor Dinas Perindag dan mengenai kasus P4D serta terkait kasus dugaan korupsi anggaran pembangunan BTN Dorompana Permai senilai RP 10 Miliar.
."Berbagai kasus itu adalah kasus besar yang terkesan jauh dari sorotan APH," ungkap Deka, saat menggelar aksi unjukrasa di kantor Kejaksaan Negeri Dompu dan Mapolres Dompu untuk menyuarakan terkait kasus CPNS-K2 Dompu, Rabu kemarin (5/9/2018).
Deka menyebut, berbagai item-item persaoalan itu patut dipertanyakan. Terutama kata dia, mengenai penggunaan anggarannya."Kami menduga ada berbagai dugaan persoalan dalam sederet aitem pekerjaan itu," duganya.
Menurut Dia, APH terkesan kurang begitu serius dalam menyoal berbagai kasus yang terjadi di Kabupaten Dompi, terutama yang berkaitan dengan kasus dugaan korupsi yang diduga melibatkan oknum-oknum pejabat besar di Bumi Nggahi Rawi Pahu."Kami merasa ada unsur dugaan korupsi di berbagai item pekerjaan itu," bebernya.
Tidak hanya itu, sepengetahuan DK pun, sebagian kasus - kasus tersebut sepengetahuanya sudah ditanggani oleh APH. Hanya saja kata Dia, hingga saat ini belum ada kelanjutan prosesnya."Salah satu contohnya, selain kasus dugaan korupsi dalam pengrekutan CPNS-K2, juga kasus P4DT Dompu. Setahu kami, kasus itu sudah lama ditangani oleh APH tapi belum juga ada lanjutan penanganan," heranya.
Terlepas dari hal itu, Deka berharap semoga APH kedepan bisa lebih serius dan semangat untuk mengusut secara tuntas berbagai kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Dompu."Semoga kedepan APH bisa lebih serius," harapnya.(KS-RUL)
![]() |
Ilustrasi |
DOMPU,KS.- Pasalnya, berbagai kasus itu antaralain, proyek pembangunan bangunan pasar bawah, Pengadaan Alat Kesehatan (Alkes), Pembangunan gedung Samakai, Pembangunan Rumah Sakit Pratama, Pembangunan gedung parenta, Pembangunan kantor Dinas Perindag dan mengenai kasus P4D serta terkait kasus dugaan korupsi anggaran pembangunan BTN Dorompana Permai senilai RP 10 Miliar.
."Berbagai kasus itu adalah kasus besar yang terkesan jauh dari sorotan APH," ungkap Deka, saat menggelar aksi unjukrasa di kantor Kejaksaan Negeri Dompu dan Mapolres Dompu untuk menyuarakan terkait kasus CPNS-K2 Dompu, Rabu kemarin (5/9/2018).
Deka menyebut, berbagai item-item persaoalan itu patut dipertanyakan. Terutama kata dia, mengenai penggunaan anggarannya."Kami menduga ada berbagai dugaan persoalan dalam sederet aitem pekerjaan itu," duganya.
Menurut Dia, APH terkesan kurang begitu serius dalam menyoal berbagai kasus yang terjadi di Kabupaten Dompi, terutama yang berkaitan dengan kasus dugaan korupsi yang diduga melibatkan oknum-oknum pejabat besar di Bumi Nggahi Rawi Pahu."Kami merasa ada unsur dugaan korupsi di berbagai item pekerjaan itu," bebernya.
Tidak hanya itu, sepengetahuan DK pun, sebagian kasus - kasus tersebut sepengetahuanya sudah ditanggani oleh APH. Hanya saja kata Dia, hingga saat ini belum ada kelanjutan prosesnya."Salah satu contohnya, selain kasus dugaan korupsi dalam pengrekutan CPNS-K2, juga kasus P4DT Dompu. Setahu kami, kasus itu sudah lama ditangani oleh APH tapi belum juga ada lanjutan penanganan," heranya.
Terlepas dari hal itu, Deka berharap semoga APH kedepan bisa lebih serius dan semangat untuk mengusut secara tuntas berbagai kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Dompu."Semoga kedepan APH bisa lebih serius," harapnya.(KS-RUL)
COMMENTS