Ulah oknum wartawan berinisial Anw asal Wilayah Kecamatan Monta terus meresahkan warga Kota Bima, terutama para pemilik PAUD dan PKBM yang b...
Ulah oknum wartawan berinisial Anw asal Wilayah Kecamatan Monta terus meresahkan warga Kota Bima, terutama para pemilik PAUD dan PKBM yang beroperasi di Kota Bima ini. Pasalnya, setiap tahun oknum Pimpinan Redaksi (Pimred) sebuah media online itu membiasakan diri meminta uang dengan cara memeras para pengelola PAUD dan PKBM, dengan nilai uang mencapai belasan juta Rupiah. Benarkah Anw acapkali memeras pengelola PAUD dan PKBM ?.
KOTA BIMA, KS.- Pemilik PKBM Mekar Sari, Halimah saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas Jum’at (5/10) di Wilayah Santi kemarin mengaku sering dimintai uang oleh Anwr dengan alasan untuk beli tiket pesawat dan lainnya.”Terkahir Anwr meminta uang Rp.1Juta, namun saya berikan hanya Rp.500Ribu,” tutur Halimah dengan nada kesalnya.
Halimah mengaku, bahwa tidak hanya dirinya yang menjadi korban pemerasan Anwr, tapi juga banyak pengelola PKBM lainnya, yang mendapat program BOP PAUD dan Program PKW dan berbagai program lainnya yang didapat dari Dinas Dikpora Kota Bima juga dari Kementrian di Jakarta.
“Nama Anwr bagi kami itu sudah biasa meminta uang sana sini. Harapan kami, agar bersangkutan berhenti melakukan kejahatan demikian, karena akan merusak nama wartawan lainnya, akibat ulah Anw selama ini,” harapnya.
Pemilik PKBM lainnya juga membenarkan pernah didatangi oleh Anw di kediamannya di Lingkungan Rontu Kelurahan Ronto Kecamatan Rasanae Timur. Katanya, bersangkutan dengan meminta uang dengan berbagai macam alasan. Jika tidak diberikan, banyak ancaman yang disampaikan bersangkutan kepada dirinya.”Saya juga tetap memberikan uang, padahal program kegiatan di PKBM saya tidak seberapa nilainya,” ungkapnya.
Informasi lain yang diperoleh Koran Stabilitas, bahwa Anw juga pernah mengambil uang pengelola PKBM lainnya yang beralamat di Lingkungan Penaraga senilai Rp.2,5 Juta.”Menurut pengakuan kepada saya, sekitar Rp.2,5 Juta uang diambil oleh Anw, “kata pengelola PAUD lainnya yang meminta namanya tidak dikorankan itu.
Bagaimana tanggapan Anw atas perilaku buruk yang merusak dunia journalis tersebut ?. Saat ditanya di sekitar lokasi Masjid Kampung Sarae, Jum’at malam kemarin, Anwar membantah meminta uang. Namun, ia mengakui banyak kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah PAUD dan PKBM di Kota Bima, yang diduga sarat dengan kejahatan atau korupsi.
“Datanya lengkap sama saya, tidak hanya di Kota Bima, tapi juga se NTB, saya memiliki data soal dana BOP dan PKW untuk 15 lembaga di Kota Bima, dan 14 lembaga di Kabupaten Bima, belum lagi Dompu, Lombok dan lainnya,” bantahnya.
Ia mengaku bahwa kedatangannya di sejumlah lembaga semata-mata untuk mempertanyakan sejauhmana penggunaan anggaran dari Pusat tersebut digunakan.”Saya datang ke sejumlah lembaga itu karena saya memiliki data yang akurat,”tukasnya.(KS-Aaz)
![]() |
Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS.- Pemilik PKBM Mekar Sari, Halimah saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas Jum’at (5/10) di Wilayah Santi kemarin mengaku sering dimintai uang oleh Anwr dengan alasan untuk beli tiket pesawat dan lainnya.”Terkahir Anwr meminta uang Rp.1Juta, namun saya berikan hanya Rp.500Ribu,” tutur Halimah dengan nada kesalnya.
Halimah mengaku, bahwa tidak hanya dirinya yang menjadi korban pemerasan Anwr, tapi juga banyak pengelola PKBM lainnya, yang mendapat program BOP PAUD dan Program PKW dan berbagai program lainnya yang didapat dari Dinas Dikpora Kota Bima juga dari Kementrian di Jakarta.
“Nama Anwr bagi kami itu sudah biasa meminta uang sana sini. Harapan kami, agar bersangkutan berhenti melakukan kejahatan demikian, karena akan merusak nama wartawan lainnya, akibat ulah Anw selama ini,” harapnya.
Pemilik PKBM lainnya juga membenarkan pernah didatangi oleh Anw di kediamannya di Lingkungan Rontu Kelurahan Ronto Kecamatan Rasanae Timur. Katanya, bersangkutan dengan meminta uang dengan berbagai macam alasan. Jika tidak diberikan, banyak ancaman yang disampaikan bersangkutan kepada dirinya.”Saya juga tetap memberikan uang, padahal program kegiatan di PKBM saya tidak seberapa nilainya,” ungkapnya.
Informasi lain yang diperoleh Koran Stabilitas, bahwa Anw juga pernah mengambil uang pengelola PKBM lainnya yang beralamat di Lingkungan Penaraga senilai Rp.2,5 Juta.”Menurut pengakuan kepada saya, sekitar Rp.2,5 Juta uang diambil oleh Anw, “kata pengelola PAUD lainnya yang meminta namanya tidak dikorankan itu.
Bagaimana tanggapan Anw atas perilaku buruk yang merusak dunia journalis tersebut ?. Saat ditanya di sekitar lokasi Masjid Kampung Sarae, Jum’at malam kemarin, Anwar membantah meminta uang. Namun, ia mengakui banyak kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah PAUD dan PKBM di Kota Bima, yang diduga sarat dengan kejahatan atau korupsi.
“Datanya lengkap sama saya, tidak hanya di Kota Bima, tapi juga se NTB, saya memiliki data soal dana BOP dan PKW untuk 15 lembaga di Kota Bima, dan 14 lembaga di Kabupaten Bima, belum lagi Dompu, Lombok dan lainnya,” bantahnya.
Ia mengaku bahwa kedatangannya di sejumlah lembaga semata-mata untuk mempertanyakan sejauhmana penggunaan anggaran dari Pusat tersebut digunakan.”Saya datang ke sejumlah lembaga itu karena saya memiliki data yang akurat,”tukasnya.(KS-Aaz)
COMMENTS