Harapan masyarakat petani untuk bisa mendapatkan pupuk urea susbidi pemerintah sesuai kebutuhan, sepertnya tidak akan terwujud, bahkan peta...
Harapan masyarakat petani untuk bisa mendapatkan pupuk urea susbidi pemerintah sesuai kebutuhan, sepertnya tidak akan terwujud, bahkan petani akan mengalami kelangkaan pupuk subsidi, disebabkan kebijakan pemerintah Pusat yang berlaku secara nasional. Pasalnya, dari usulan petani secara Nasional sebanyak 25juta ton, namun yang disetujui oleh pemerintah hanya 8.874juta ton, atau terjadi kekurangan dari usulan petani sebanyak 14.126 juta ton.
BIMA, KS.- Banyaknya kekurangan stok pupuk subsidi tersebut, tentu akan berimbas pada nasib para petani. Contohnya, di NTB terjadi kekurangan yang sangat jauh berbeda dari tahun sebelumnya (2018). Dimana tahun 2018, kesedian pupuk bagi warga NTB 179 ribu ton untuk seluruh daerah, sedangkan di tahun 2019 ini hanya 161 ribu ton, atau terjadi kekurangan 18ribu ton.
“Sementara tingkat kebutuhan pupuk di masyarakat sangat tinggi, namun alokasi pupuk untuk NTB malah berkurang banyak dari tahun kemarin,” ujar Direktur Utama CV.Rahmawati Sila, H.Ibrahim,SH kepada wartawan Koran Stabilitas, Senin (7/1).
Dengan kekurangan alokasi pupuk subsidi 18ribu ton tersebut, tentunya akan membuar petani di NTB, khususnya warga Bima akan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Masalahnya, petani di Bima sekarang tengah berbondong-bondong menanam jagung, tentunya membutuhkan pupuk yang sangat banyak pula.
“Antisipasi kelangkaan pupuk subsidi tersebut, pemerintah juga menyediakan pupuk nonsubsidi, baik berupa pupuk urea maupun jenis pupuk lain yang harganya dapat terjangkau oleh petani,”jelasnya.
Diakuinya, bahwa permintaan pupuk saat ini sangat tinggi sekali di hampir semua desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Bima. Masalahnya, saat ini satu petani bisa menanam jagung satu sampai 5 hektar bahkan lebih dari itu, sementara satu petani punya batas untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Saya sebagai distributor pupuk di diwilayah Bolo dan beberapa kecamatan lain, punya cara untuk menjawab kebutuhan pupuk warga. Ya, tentunya berupa pupuk non subsidi dari berbagai jenis pupuk sesuai kebutuhan masyarakat,”tandasnya.(KS-Aaz)
![]() |
Direktur Utama CV.Rahmawati Sila, H.Ibrahim,SH |
BIMA, KS.- Banyaknya kekurangan stok pupuk subsidi tersebut, tentu akan berimbas pada nasib para petani. Contohnya, di NTB terjadi kekurangan yang sangat jauh berbeda dari tahun sebelumnya (2018). Dimana tahun 2018, kesedian pupuk bagi warga NTB 179 ribu ton untuk seluruh daerah, sedangkan di tahun 2019 ini hanya 161 ribu ton, atau terjadi kekurangan 18ribu ton.
“Sementara tingkat kebutuhan pupuk di masyarakat sangat tinggi, namun alokasi pupuk untuk NTB malah berkurang banyak dari tahun kemarin,” ujar Direktur Utama CV.Rahmawati Sila, H.Ibrahim,SH kepada wartawan Koran Stabilitas, Senin (7/1).
Dengan kekurangan alokasi pupuk subsidi 18ribu ton tersebut, tentunya akan membuar petani di NTB, khususnya warga Bima akan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Masalahnya, petani di Bima sekarang tengah berbondong-bondong menanam jagung, tentunya membutuhkan pupuk yang sangat banyak pula.
“Antisipasi kelangkaan pupuk subsidi tersebut, pemerintah juga menyediakan pupuk nonsubsidi, baik berupa pupuk urea maupun jenis pupuk lain yang harganya dapat terjangkau oleh petani,”jelasnya.
Diakuinya, bahwa permintaan pupuk saat ini sangat tinggi sekali di hampir semua desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Bima. Masalahnya, saat ini satu petani bisa menanam jagung satu sampai 5 hektar bahkan lebih dari itu, sementara satu petani punya batas untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Saya sebagai distributor pupuk di diwilayah Bolo dan beberapa kecamatan lain, punya cara untuk menjawab kebutuhan pupuk warga. Ya, tentunya berupa pupuk non subsidi dari berbagai jenis pupuk sesuai kebutuhan masyarakat,”tandasnya.(KS-Aaz)
COMMENTS