Disisa waktu yang relative singkat menjelang pelaksanaan Pesta Demokrasi, mulai dari Pemilihan Legislatif (Pileg), Anggota DPD, hingga Pemil...
Disisa waktu yang relative singkat menjelang pelaksanaan Pesta Demokrasi, mulai dari Pemilihan Legislatif (Pileg), Anggota DPD, hingga Pemilihan Presiden (Pilpres). Rupanya, masih ada Masyarakat yang kebingungan soal Surat Suara. Terutama untuk Pileg, selain karena banyaknya jumlah Partai Politik (Parpol), juga jumlah Calon Legislatif (Caleg).
BIMA, KS. - Menyikapi hal itu,Drs.H.Mustahid, H.Kako,MM, Caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan (Dapil) III Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima untuk bersikap. Salah satunya, dengan cara meningkatkan sosialisasi.”Saya minta dengan tegas agar KPU sebagai Lembaga Penyelenggara Pemilu untuk lebih maksimal melakukan sosialisasi. Terlebih, menyangkut Surat Suara yang akan dicoblos 17 April 2019 mendatang. Masalahnya, masih banyak masyarakat yang bingung, terutama kalangan pemilih awam,” pinta H.Mustahid.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima itu mengaku, hal itu dikeluhkan masyarakat saat kegiatan reses dibeberapa Desa. Baik di Kecamatan Donggo maupun Soromandi belum lama ini. Bahkan, masyarakat meminta dirinya untuk menjelaskan terkait surat suara tersebut.”Saat reses berlangsung, saya meluangkan waktu guna menjelaskan soal surat suara dimaksud. Meski sesungguhnya, itu bukan tugas caleg, melainkan lembaga penyelenggara pemilu, yakni KPU,” katanya.
Menurutnya, sosialisasi sangat penting dan mesti secepatnya dilakukan. Sehingga, masyarakat tidak lagi kebingungan saat momen pencoblosan berlangsung. Jika tidak, dikhawatirkan akan banyak masyarakat yang lebih memilih golput atau tidak mecoblos.”Selain itu, saya juga khawatir masyarakat bakal asal coblos. Mengingat, jumlah partai berikut caleg yang banyak,” terang Politisi asal Donggo tersebut.
Pada momen reses Anggota DPRD Dua periode itu pun terdapat aspirasi lain. Antara lain, menyangkut pembangunan infrastruktur dan non infrastruktur. Tak cuman itu, masyarakat juga meminta peralatan Tenun tradisional. Tujuanya, lebih pada pengembalian jati diri Donggo yang dikenal dengan Tembe Me,e (Sarung Hitam).”Rata-rata masyarakat masih sangat merindukan pembangunan. Alhamdulillah, hal itu dapat terwujud, walau secara bertahap. Semua itu merupakan hasil perjuangan dan do,a semua pihak. Mulai dari kalangan aktivis, pegiat LSM, Wartawan dan seluruh masyarakat. Ditambah lagi, kerjasama yang baik antara Eksekutif dengan Legislatif,” pungkasnya. (KS-Anhar)
Drs, H. Mustahid, H. Kako, MM |
BIMA, KS. - Menyikapi hal itu,Drs.H.Mustahid, H.Kako,MM, Caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan (Dapil) III Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima untuk bersikap. Salah satunya, dengan cara meningkatkan sosialisasi.”Saya minta dengan tegas agar KPU sebagai Lembaga Penyelenggara Pemilu untuk lebih maksimal melakukan sosialisasi. Terlebih, menyangkut Surat Suara yang akan dicoblos 17 April 2019 mendatang. Masalahnya, masih banyak masyarakat yang bingung, terutama kalangan pemilih awam,” pinta H.Mustahid.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima itu mengaku, hal itu dikeluhkan masyarakat saat kegiatan reses dibeberapa Desa. Baik di Kecamatan Donggo maupun Soromandi belum lama ini. Bahkan, masyarakat meminta dirinya untuk menjelaskan terkait surat suara tersebut.”Saat reses berlangsung, saya meluangkan waktu guna menjelaskan soal surat suara dimaksud. Meski sesungguhnya, itu bukan tugas caleg, melainkan lembaga penyelenggara pemilu, yakni KPU,” katanya.
Menurutnya, sosialisasi sangat penting dan mesti secepatnya dilakukan. Sehingga, masyarakat tidak lagi kebingungan saat momen pencoblosan berlangsung. Jika tidak, dikhawatirkan akan banyak masyarakat yang lebih memilih golput atau tidak mecoblos.”Selain itu, saya juga khawatir masyarakat bakal asal coblos. Mengingat, jumlah partai berikut caleg yang banyak,” terang Politisi asal Donggo tersebut.
Pada momen reses Anggota DPRD Dua periode itu pun terdapat aspirasi lain. Antara lain, menyangkut pembangunan infrastruktur dan non infrastruktur. Tak cuman itu, masyarakat juga meminta peralatan Tenun tradisional. Tujuanya, lebih pada pengembalian jati diri Donggo yang dikenal dengan Tembe Me,e (Sarung Hitam).”Rata-rata masyarakat masih sangat merindukan pembangunan. Alhamdulillah, hal itu dapat terwujud, walau secara bertahap. Semua itu merupakan hasil perjuangan dan do,a semua pihak. Mulai dari kalangan aktivis, pegiat LSM, Wartawan dan seluruh masyarakat. Ditambah lagi, kerjasama yang baik antara Eksekutif dengan Legislatif,” pungkasnya. (KS-Anhar)
COMMENTS