Pilkada Kabupaten Bima dipastikan akan dihelat Tahun 2020 mendatang. Sejumlah kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati mulai bermunculan...
Pilkada Kabupaten Bima dipastikan akan dihelat Tahun 2020 mendatang. Sejumlah kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati mulai bermunculan untuk merebut kursi kekuasaan yang saat ini dalam genggaman Hj. Indah Damayanti Putri bersama Drs.H.Dahlan. Salah satu bakal calon yang telah menyatakan siap untuk maju adalah Doktor H.Ghazali yang saat ini menjadi salah satu Dosen politik di sebuah kampus ternama di Jakarta Mercu Buana.
BIMA, KS.- Siapakah sosok H.Ghazali ini ?. Yang bersangkutan merupakan anak tokoh Donggo, H.Madji Bakri yang sudah puluhan tahun menetap di Jakarta. Selama di Jakarta, H.Ghazali mengawali karir dengan menjadi seorang journalis. Berhasil menjadi seorang paparaji, H.Ghazali pun membangun sejumlah media termasuk Tabloid Progress yang sempat mengemuka di Ibukota DKI Jakarta.
Seiring dengan bertambahnya umur, profesi journalis pun tidak dilanjutkan, dan menekuni profesi baru sebagai seorang dosen politik di sejumlah kampus di Jakarta. Alhasil, kini keberhasilan seorang wartawan senior itu dirasakan oleh banyak keluarganya, terutama keluarga Bima dan Dompu yang berada di Jakarta.
Merasa tidak puas mengabdi pada kampus, H.Ghazali berkeinginan untuk mengabdi di kampung sendiri, Bima tercinta ini. Tentunya, dengan melihat peluang besar untuk menjadi salah satu peserta pilkada Kabupaten Bima di Tahun 2020 mendatang yaitu merebut kursi Bupati Bima.
Siapkah H.Ghazali melawan kandidat incumben Hj. Indah Damayanti Putri juga para kompetitor lainnya yang dianggap matang dalam berpolitik, terutama kesiapan finansial ?. Kepada Wartawan Koran Stabilitas, secara tegas H.Ghazali menyatakan siap untuk maju sebagai calon Bupati. Kenapa ?. Karena saat ini warga Bima butuh pemimpin yang memiliki kepekaan sosial tinggi, ikhlas membangun daerah, juga religi.
“Nah, saya maju karena saya akan mengabdi secara tulus dan ikhlas untuk warga Kabupaten Bima, bukan semata-mata untuk meraih kekuasaan demi hasrat dunia semata, juga kepentingan politik, kepentingan lain pihak tertentu,” tuturnya.
Kata H.Ghazali, harta adalah titipan tuhan yang tidak bisa dibawa mati di liang kubur nantinya. Artinya, bila ada seorang pemimpin Negara dan Daerah ini mendewakan harta dan kekuasaan, maka rakyat lah yang akan sengsara. Sebab tipe pemimpin demikian hanya semata-mata akan mencari uang banyak untuk bisa melakukan apa saja demi hasrat dan ambisinya.
“Bagi saya yang sudah sejak muda menjadi seorang wartawan, saya paham dan mengerti apa yang menjadi harapan dan tumpuan masyarakat banyak, apalagi saat ini kemiskinan di Kabupaten bima semakin bertambah, lapangan kerja tidak ada, ditambah lagi pembangunan di segala bidang nyaris tak terlihat. Masalahnya, APBD Kabupaten bima lebih banyak digunakan untuk belanja aparatur, sementara kesejahteraan rakyat diabaikan,” paparnya.
Bagaimana dengan persiapan partai politik yang akan digunakan sebagai partai pengusung ke depan ?. H.Ghazali menyatakan bahwa semua partai politik sekarang kecuali Golkar bisa digunakan sebagai partai pengusung, sepanjang dibangun komunikasi, juga mampu menjelaskan secara rinci dan detail terkait visi misi ingin maju sebagai calon Bupati.
“Saya yakin dan percaya bahwa pemimpin-pemimpin parpol di kabupaten Bima sekarang sudah cerdas melihat keadaan Bima sekarang secara keseluruhan. Mereka tidak ingin gagal kedua kali mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati yang gagal membangun daerah tercinta ini,” cetusnya seraya mengatakan bahwa di Pilkada Kabupaten Bima 2020 akan terjadi penggabungan banyak partai untuk mengalahkan incumben.
Apakah pak Doktor juga mau menjadi bakal calon Wakil Bupati nantinya ?. Secara tegas H.Ghazali mengatakan tidak.”Saya niat untuk menjadi calon Bupati,bukan calon Wakil Bupati. Masalahnya, Bima saat ini butuh pemimpin religi dan berhati nurani rakyat juga tidak serakah harta. Karena itu, saya mendapat dukungan mayoritas warga Donggo dan Soromandi untuk maju di Pilkada mendatang,” tandasnya.(KS-Andi)
BIMA, KS.- Siapakah sosok H.Ghazali ini ?. Yang bersangkutan merupakan anak tokoh Donggo, H.Madji Bakri yang sudah puluhan tahun menetap di Jakarta. Selama di Jakarta, H.Ghazali mengawali karir dengan menjadi seorang journalis. Berhasil menjadi seorang paparaji, H.Ghazali pun membangun sejumlah media termasuk Tabloid Progress yang sempat mengemuka di Ibukota DKI Jakarta.
Seiring dengan bertambahnya umur, profesi journalis pun tidak dilanjutkan, dan menekuni profesi baru sebagai seorang dosen politik di sejumlah kampus di Jakarta. Alhasil, kini keberhasilan seorang wartawan senior itu dirasakan oleh banyak keluarganya, terutama keluarga Bima dan Dompu yang berada di Jakarta.
Merasa tidak puas mengabdi pada kampus, H.Ghazali berkeinginan untuk mengabdi di kampung sendiri, Bima tercinta ini. Tentunya, dengan melihat peluang besar untuk menjadi salah satu peserta pilkada Kabupaten Bima di Tahun 2020 mendatang yaitu merebut kursi Bupati Bima.
Siapkah H.Ghazali melawan kandidat incumben Hj. Indah Damayanti Putri juga para kompetitor lainnya yang dianggap matang dalam berpolitik, terutama kesiapan finansial ?. Kepada Wartawan Koran Stabilitas, secara tegas H.Ghazali menyatakan siap untuk maju sebagai calon Bupati. Kenapa ?. Karena saat ini warga Bima butuh pemimpin yang memiliki kepekaan sosial tinggi, ikhlas membangun daerah, juga religi.
“Nah, saya maju karena saya akan mengabdi secara tulus dan ikhlas untuk warga Kabupaten Bima, bukan semata-mata untuk meraih kekuasaan demi hasrat dunia semata, juga kepentingan politik, kepentingan lain pihak tertentu,” tuturnya.
Kata H.Ghazali, harta adalah titipan tuhan yang tidak bisa dibawa mati di liang kubur nantinya. Artinya, bila ada seorang pemimpin Negara dan Daerah ini mendewakan harta dan kekuasaan, maka rakyat lah yang akan sengsara. Sebab tipe pemimpin demikian hanya semata-mata akan mencari uang banyak untuk bisa melakukan apa saja demi hasrat dan ambisinya.
“Bagi saya yang sudah sejak muda menjadi seorang wartawan, saya paham dan mengerti apa yang menjadi harapan dan tumpuan masyarakat banyak, apalagi saat ini kemiskinan di Kabupaten bima semakin bertambah, lapangan kerja tidak ada, ditambah lagi pembangunan di segala bidang nyaris tak terlihat. Masalahnya, APBD Kabupaten bima lebih banyak digunakan untuk belanja aparatur, sementara kesejahteraan rakyat diabaikan,” paparnya.
Bagaimana dengan persiapan partai politik yang akan digunakan sebagai partai pengusung ke depan ?. H.Ghazali menyatakan bahwa semua partai politik sekarang kecuali Golkar bisa digunakan sebagai partai pengusung, sepanjang dibangun komunikasi, juga mampu menjelaskan secara rinci dan detail terkait visi misi ingin maju sebagai calon Bupati.
“Saya yakin dan percaya bahwa pemimpin-pemimpin parpol di kabupaten Bima sekarang sudah cerdas melihat keadaan Bima sekarang secara keseluruhan. Mereka tidak ingin gagal kedua kali mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati yang gagal membangun daerah tercinta ini,” cetusnya seraya mengatakan bahwa di Pilkada Kabupaten Bima 2020 akan terjadi penggabungan banyak partai untuk mengalahkan incumben.
Apakah pak Doktor juga mau menjadi bakal calon Wakil Bupati nantinya ?. Secara tegas H.Ghazali mengatakan tidak.”Saya niat untuk menjadi calon Bupati,bukan calon Wakil Bupati. Masalahnya, Bima saat ini butuh pemimpin religi dan berhati nurani rakyat juga tidak serakah harta. Karena itu, saya mendapat dukungan mayoritas warga Donggo dan Soromandi untuk maju di Pilkada mendatang,” tandasnya.(KS-Andi)
COMMENTS