Kota Bima,KS.- Sekitar Sabtu (7/12) pekan kemarin hingga beberapa hari berikutnya, tetiba saja di seputar Kawasan Wisata Pantai Lawata, terc...
Kota Bima,KS.-Sekitar Sabtu (7/12) pekan kemarin hingga beberapa hari berikutnya, tetiba saja di seputar Kawasan Wisata Pantai Lawata, tercemar limbah berminyak berwarna hitam dan kecoklatan. Limbah itu diduga bocornya pipa pembuangan limbah minyak di Depo PT Pertamina Persero Cabang Bima yang berlokasi di Wadumbolo Kota Bima.
Peristiwa tercemarnya kawasan laut Pantai Lawata, sebagaimana postingan video berdurasi 5,36 menit yang direkam Suhardin selaku pengelola sekaligus juru kunci Kawasan Pantai Lawata. Di video yang direkam itu, terlihat ikan lemas dan jinak diduga akibat dari pencemaran. Katanya pencemaran itu sudah tiga hari sejak direkamnya video dimaksud. Latanya pula, dampak dari tercemarnya air laut, ekosistem diseputar Lawata mengalami kerusakan. Perekam video meminta adanya penanganan serius dari berbagai pihak.
Memastikan kebenaran dari video yang terekam itu, sejumlah wartawan menemui Suhardin di Kawasan Pantai Lawata, Jumat (13/12). Saat dikonfirmasi, Pegawai Dinas Pariwisata Kota Bima ini, membenarkan pada Sabtu (7/12) lalu dan beberapa hari kemudian, air laut di kawasan itu dibalut limbah berminyak berwarna hitam kecoklatan.”Iya benar pada waktu itu kami pengelola Lawata melihat langsung kondisi laut dikawasan ini yang sudah tercampur limbah minyak. Itu terjadi beberapa hari,”akunya.
Bahkan kata Suhardin, limbah itu telah mengelilingi seluruh laut disekitar kawasan Pantai Lawata. Katanya, limbah itu berkelompok-kelompok menghiasi laut.
Dugaan limbah itu berasal dari PT Pertamina Persero Bima, pihaknya langsung mendatangi Pertamina guna mendapatkan jawaban sekaligus klarifikasi, terkait mengapa bisa terjadi kebocoran yang tersebar dilaut. Bahkan pihaknya melayangkan surat audensi untuk mendapatkan jawaban dan penanganan langsung.
Hanya saja hingga hari ini, pastinya, belum ada solusi penanganan yang dibijaki pihak Pertamina Bima atas perisitiwa tercemar laut dikawasan Pantai Lawata tersebut.”Ada datang pihak Pertamina setelah dua hari dilaporkan oleh kami. Tapi hanya melihat-lihat saja. Setelah itu tidak ada tanggapan lagi apa solusinya,”keluh Suhardin.
Tidak ingin hal itu menemui jalan buntu penanganan atas tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, Suhardin juga melaporkan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, guna difasilitasi dan mendapatkan jawaban tas peristiwa tersebut.
Akibat tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, pihaknya sebagai pengelola kawasan wisata itu, mengalami kerugian dari hasil pemasukan PAD. Ada penurunan hingga 50 persen pendapatan saat tercemarnya laut dimaksud, pengaruh dari para pengunjung yang mengetahui dan melihat air laut sudah tercemar.
Terpisah, managemen PT Pertamina Persero Bima yang dikonfirmasi, tidak diperoleh jawaban dan tidak terkonfirmasi. Menurut security di Depo Pertamina itu, pimpinan masih di Surabaya dan Humasnya pun berada diluar daerah.”Pimpinan diluar daerah begitupun Humas Pertamina,”ujar Bambang satu dari sekian Security di Perusahaan Berplat Merah itu.(KS-Aris)
Peristiwa tercemarnya kawasan laut Pantai Lawata, sebagaimana postingan video berdurasi 5,36 menit yang direkam Suhardin selaku pengelola sekaligus juru kunci Kawasan Pantai Lawata. Di video yang direkam itu, terlihat ikan lemas dan jinak diduga akibat dari pencemaran. Katanya pencemaran itu sudah tiga hari sejak direkamnya video dimaksud. Latanya pula, dampak dari tercemarnya air laut, ekosistem diseputar Lawata mengalami kerusakan. Perekam video meminta adanya penanganan serius dari berbagai pihak.
Memastikan kebenaran dari video yang terekam itu, sejumlah wartawan menemui Suhardin di Kawasan Pantai Lawata, Jumat (13/12). Saat dikonfirmasi, Pegawai Dinas Pariwisata Kota Bima ini, membenarkan pada Sabtu (7/12) lalu dan beberapa hari kemudian, air laut di kawasan itu dibalut limbah berminyak berwarna hitam kecoklatan.”Iya benar pada waktu itu kami pengelola Lawata melihat langsung kondisi laut dikawasan ini yang sudah tercampur limbah minyak. Itu terjadi beberapa hari,”akunya.
Bahkan kata Suhardin, limbah itu telah mengelilingi seluruh laut disekitar kawasan Pantai Lawata. Katanya, limbah itu berkelompok-kelompok menghiasi laut.
Dugaan limbah itu berasal dari PT Pertamina Persero Bima, pihaknya langsung mendatangi Pertamina guna mendapatkan jawaban sekaligus klarifikasi, terkait mengapa bisa terjadi kebocoran yang tersebar dilaut. Bahkan pihaknya melayangkan surat audensi untuk mendapatkan jawaban dan penanganan langsung.
Hanya saja hingga hari ini, pastinya, belum ada solusi penanganan yang dibijaki pihak Pertamina Bima atas perisitiwa tercemar laut dikawasan Pantai Lawata tersebut.”Ada datang pihak Pertamina setelah dua hari dilaporkan oleh kami. Tapi hanya melihat-lihat saja. Setelah itu tidak ada tanggapan lagi apa solusinya,”keluh Suhardin.
Tidak ingin hal itu menemui jalan buntu penanganan atas tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, Suhardin juga melaporkan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, guna difasilitasi dan mendapatkan jawaban tas peristiwa tersebut.
Akibat tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, pihaknya sebagai pengelola kawasan wisata itu, mengalami kerugian dari hasil pemasukan PAD. Ada penurunan hingga 50 persen pendapatan saat tercemarnya laut dimaksud, pengaruh dari para pengunjung yang mengetahui dan melihat air laut sudah tercemar.
Terpisah, managemen PT Pertamina Persero Bima yang dikonfirmasi, tidak diperoleh jawaban dan tidak terkonfirmasi. Menurut security di Depo Pertamina itu, pimpinan masih di Surabaya dan Humasnya pun berada diluar daerah.”Pimpinan diluar daerah begitupun Humas Pertamina,”ujar Bambang satu dari sekian Security di Perusahaan Berplat Merah itu.(KS-Aris)
COMMENTS