Tidak heran jika di SMPN 1 Donggo banyak guru yang lolos verifikasi kategori 2 (K2), ternyata oknum kepala sekolah mempunyai andil yang cukup besar dalam meloloskan sejumlah guru disekolah tersebut.
Tidak heran jika di SMPN 1 Donggo banyak guru yang lolos verifikasi kategori 2 (K2), ternyata oknum kepala sekolah mempunyai andil yang cukup besar dalam meloloskan sejumlah guru disekolah tersebut. Sebagian besar guru yang lolos K2 itu, data-datanya diduga dimanipulasi oleh oknum kepala Sekolah.
Hal itu terungkap, setelah beberapa guru yang lolos K2 tidak ditandangani oleh kepala sekolah datanya. Dari 18 orang guru yang lolos verifikasi K2, hanya 2 orang saja yang benar datanya, selain dari pada itu, semua datanya fiktif. Pasalnya, yang mengabdi sejak tahun 2005 itu hanya 2 orang saja.
Diinformasikan, bahwa oknum kepala sekolah diduga mendapatkan sejumlah uang dari para guru yang lolos verifikasi. Sehingga dirinya nekat memanipulasi data di sekolah yang dipimpinnya. Beberapa orang guru yang lolos K2 tidak ditandatangi berkasnya oleh kepala sekolah. Karena kesal, para guru membuka semua aibnya kepala sekolah. “Awalnya dia mau tanda tangan, sekarang tidak mau tandatangan, kenapa yang lain ditandatangan padahal sama dengan kita,” ujar salah satu guru saat mendatangi dinas Dikpora Kabupaten Bima Sabtu (09/08).
Menurutnya, kepala sekolah tidak adil dalam bertindak, padahal banyak guru yang lolos K2 itu sama-sama punya data fiktif yang dikeluarkan oleh sekolah. Namun entah kenapa beberapa guru tersebut, datanya tidak mau ditandatangani oleh kepala sekolah.” Kalau begini caranya kepala sekolah, ndak apa-apa, kita sama sama rugi saja,” tandasnya.
Dugaan manipulasi data oleh oknum kepala sekolah tersebut dibenrakan oleh salah satu guru di Sekolah setempat, Juardin S.Pd. kepada Koran ini Juraid mengakui adanya dugaan manipulasi data tersebut, karena dirinya tau persis bagaimana kondisi sekolah sejak dulu.
Sebab, pada saat dirinya menjadi TU di sekolah tersebut, hanya 2 0rang saja guru yang mengabdi sejak tahun 2004, sisanya difiktifkan semua, karena banyak guru yang baru mengabdi tahun 2006 keatas. “Saya waktu itu jadi TU, dan sekarang jadi Guru, dan saya tahu persis guru – guru yang mengabdi di sekolah ini, hanya 2 orang guru yang benar datanya dalam verifikasi K2, 16 orang lainya, semua dipalsukan,” bebernya.
Sementara itu, kepala sekolah SMPN 1 Donggo, Aswad, S.Pd yang dikonfirmasi Koran ini terkait dugaan itu, tidak bisa dihubungi, beberapa kali dihubungi via selularnya tidak berhasil dikonfirmasi. Hingga berita ini dicetakpun, oknum kepala sekolah yang diduga mempunyai peranan dalam memalsukan data-data guru itu tidak berhasil dikonfirmasi. (KS-02).
Hal itu terungkap, setelah beberapa guru yang lolos K2 tidak ditandangani oleh kepala sekolah datanya. Dari 18 orang guru yang lolos verifikasi K2, hanya 2 orang saja yang benar datanya, selain dari pada itu, semua datanya fiktif. Pasalnya, yang mengabdi sejak tahun 2005 itu hanya 2 orang saja.
Diinformasikan, bahwa oknum kepala sekolah diduga mendapatkan sejumlah uang dari para guru yang lolos verifikasi. Sehingga dirinya nekat memanipulasi data di sekolah yang dipimpinnya. Beberapa orang guru yang lolos K2 tidak ditandatangi berkasnya oleh kepala sekolah. Karena kesal, para guru membuka semua aibnya kepala sekolah. “Awalnya dia mau tanda tangan, sekarang tidak mau tandatangan, kenapa yang lain ditandatangan padahal sama dengan kita,” ujar salah satu guru saat mendatangi dinas Dikpora Kabupaten Bima Sabtu (09/08).
Menurutnya, kepala sekolah tidak adil dalam bertindak, padahal banyak guru yang lolos K2 itu sama-sama punya data fiktif yang dikeluarkan oleh sekolah. Namun entah kenapa beberapa guru tersebut, datanya tidak mau ditandatangani oleh kepala sekolah.” Kalau begini caranya kepala sekolah, ndak apa-apa, kita sama sama rugi saja,” tandasnya.
Dugaan manipulasi data oleh oknum kepala sekolah tersebut dibenrakan oleh salah satu guru di Sekolah setempat, Juardin S.Pd. kepada Koran ini Juraid mengakui adanya dugaan manipulasi data tersebut, karena dirinya tau persis bagaimana kondisi sekolah sejak dulu.
Sebab, pada saat dirinya menjadi TU di sekolah tersebut, hanya 2 0rang saja guru yang mengabdi sejak tahun 2004, sisanya difiktifkan semua, karena banyak guru yang baru mengabdi tahun 2006 keatas. “Saya waktu itu jadi TU, dan sekarang jadi Guru, dan saya tahu persis guru – guru yang mengabdi di sekolah ini, hanya 2 orang guru yang benar datanya dalam verifikasi K2, 16 orang lainya, semua dipalsukan,” bebernya.
Sementara itu, kepala sekolah SMPN 1 Donggo, Aswad, S.Pd yang dikonfirmasi Koran ini terkait dugaan itu, tidak bisa dihubungi, beberapa kali dihubungi via selularnya tidak berhasil dikonfirmasi. Hingga berita ini dicetakpun, oknum kepala sekolah yang diduga mempunyai peranan dalam memalsukan data-data guru itu tidak berhasil dikonfirmasi. (KS-02).
COMMENTS