Aksi demonstrasi dari sejumlah massa yang mengatasnamakan LMND, PRD, FNPBI dan SRMI, Kamis siang kemarin berujung anarkis.
Aksi demonstrasi dari sejumlah massa yang mengatasnamakan LMND, PRD, FNPBI dan SRMI, Kamis siang kemarin berujung anarkis. Massa yang menyorot persoalan Amahami seperti penimbunan dan kerusakan pohon mangrove itu pun terpaksa dibubar paksa aparat Kepolisian.
Ketegangan berawal ketika salah seorang yang diduga demonstran memukul kaca lampu di atas pagar hingga pecah. Aksi demonstrasi pun kian tak terkendali dan menjurus keanarkis. Untuk menghentikan aksi itu, aparat Kepolisian mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan beberapa kali keudara.
Namun, massa yang kian memanas tak mampu dikendalikan sehingga terpaksa tindakan pembubaran diambil Kepolisian. Akibat insiden itu beberapa demonstran mengalami luka-luka. Termasuk diantaranya, Wakapolres Bima Kota, Kompol Luthfi, SIK mengalami luka bocor pada bagian kepala karena diduga terkena pecahan kaca lampu yang berhamburan.
Saat pembubaran terjadi, sedikitnya 17 demonstran diamankan karena diduga sebagai provokator. Para demonstran tersebut diamankan saat bersembunyi pada sejumlah kantor dinas terdekat seperti di Kantor BPMPK, Kantor Dinas Sosial dan SMK Negeri 3 Kota Bima. Mereka dikejar aparat Kepolisian dari Satuan Patroli Motor, Buser dan Anggota Dalmas.
Usai didapat, satu persatu para demonstran diangkut menggunakan truk Dalmas. Mereka terlihat dipukuli, ditendang dan dicaci maki karena kesal mengetahui Wakapolres terluka akibat demonstrasi tersebut.
Sementara itu, suasana jalan Soekarno-Hatta di depan Kantor Walikota Bima terlihat macet total karena kericuhan tersebut. Kepulan asap dari gas air mata masih nampak membumbung di udara dan mengenai para pengendara yang melintas. Seorang bocah ikut menjadi korban karena terkena gas air mata yang ditembakan aparat Kepolisian.
Saat kejadian, sang bocah bersama ibunya sedang melintasi lokasi demonstrasi. Tanpa diduga, gas air mata dan tembakan peringatan tiba-tiba terdengar. Banyak pengendara akhirnya terjebak di tengah kerumunan para demonstran dan aparat Kepolisian yang berlari.
Bocah itu terpaksa ditandu kepinggir jalan oleh ibunya karena mengalami sesak napas akibat tak tak tahan menghirup gas air mata. Beberapa pengendara lain dan Polisi terlihat ikut membantu sang bocah dengan memberikan air untuk dibasuh kemukanya. Bocah yang tak diketahui identitasnya tersebut kemudian disarankan untuk dibawa Puskesmas terdekat. (KS-13)
Ketegangan berawal ketika salah seorang yang diduga demonstran memukul kaca lampu di atas pagar hingga pecah. Aksi demonstrasi pun kian tak terkendali dan menjurus keanarkis. Untuk menghentikan aksi itu, aparat Kepolisian mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan beberapa kali keudara.
Namun, massa yang kian memanas tak mampu dikendalikan sehingga terpaksa tindakan pembubaran diambil Kepolisian. Akibat insiden itu beberapa demonstran mengalami luka-luka. Termasuk diantaranya, Wakapolres Bima Kota, Kompol Luthfi, SIK mengalami luka bocor pada bagian kepala karena diduga terkena pecahan kaca lampu yang berhamburan.
Saat pembubaran terjadi, sedikitnya 17 demonstran diamankan karena diduga sebagai provokator. Para demonstran tersebut diamankan saat bersembunyi pada sejumlah kantor dinas terdekat seperti di Kantor BPMPK, Kantor Dinas Sosial dan SMK Negeri 3 Kota Bima. Mereka dikejar aparat Kepolisian dari Satuan Patroli Motor, Buser dan Anggota Dalmas.
Usai didapat, satu persatu para demonstran diangkut menggunakan truk Dalmas. Mereka terlihat dipukuli, ditendang dan dicaci maki karena kesal mengetahui Wakapolres terluka akibat demonstrasi tersebut.
Sementara itu, suasana jalan Soekarno-Hatta di depan Kantor Walikota Bima terlihat macet total karena kericuhan tersebut. Kepulan asap dari gas air mata masih nampak membumbung di udara dan mengenai para pengendara yang melintas. Seorang bocah ikut menjadi korban karena terkena gas air mata yang ditembakan aparat Kepolisian.
Saat kejadian, sang bocah bersama ibunya sedang melintasi lokasi demonstrasi. Tanpa diduga, gas air mata dan tembakan peringatan tiba-tiba terdengar. Banyak pengendara akhirnya terjebak di tengah kerumunan para demonstran dan aparat Kepolisian yang berlari.
Bocah itu terpaksa ditandu kepinggir jalan oleh ibunya karena mengalami sesak napas akibat tak tak tahan menghirup gas air mata. Beberapa pengendara lain dan Polisi terlihat ikut membantu sang bocah dengan memberikan air untuk dibasuh kemukanya. Bocah yang tak diketahui identitasnya tersebut kemudian disarankan untuk dibawa Puskesmas terdekat. (KS-13)
COMMENTS