Dinas dibawah kendali Ir, Baharudin itu dihadapkan atas dugaan perampasan Sembilan ekor ternak milik Kelompok Lewi Ntana Jaya Kecamatan Soromandi oleh oknum Kabid, Ismail.
Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Bima kembali menuai masalah. Kali ini, Dinas dibawah kendali Ir, Baharudin itu dihadapkan atas dugaan perampasan Sembilan ekor ternak milik Kelompok Lewi Ntana Jaya Kecamatan Soromandi oleh oknum Kabid, Ismail. Celakanya, hingga detik ini beberapa ekor sapi yang sudah dipelihara Kelompok dimaksud belum juga dikembalikan.
Ketua Kelompok, Ahmad kepada Koran Stabilitas Rabu (26/11), mengaku sudah hampir lima bulan oknum Kabid itu membawa pergi sapi dari kandang milik Kelompok ternak di Desa tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui keberadaan sapi yang sudah dirawat Kelompok ternak ini. “Lebih kurang lima bulan, sembilan ekor sapi yang ditarik Ismail belum juga dikembalikan,“ katanya.
Menurutnya, penarikan kembali ternak yang sudah menjadi hak dan tanggunjawab Kelompok ternak dinilai melanggar aturan. Apalagi, ditarik tanpa alasan jelas dan sudah dipelihara kelompok ternak selama berbula-bulan. Tentunya, menghabiskan anggaran tidak sedikit untuk memelihara hewan ternak tersebut. “Kami sudah mengeluarkan biaya, termasuk tenaga untuk memelihara sapi itu. Tapi, dia (Ismail) datang-datang langsung menarik sapi tersebut, ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Saat itu lanjutnya, Ismail berjanji akan menggantikan sapi tersebut dengan sapi bunting. Namun janji itu praktis tak membuahkan hasil. Pasalnya, sapi bunting yang dijanjikan sebagai pengganti Sembilan ekor sapi yang sudah ditarik belum juga terealisasi. “Sapi bunting yang dijanjikan belum juga dipenuhi, sementara sembilan ekor sapi yang ditarik tidak diketahui keberadaanya,” tandas Ahmad.
DPC LSM Kipang, Budiman kepada Koran Stabilitas menduga, sembilan ekor sapi itu telah dijual oknum Pejabat Disnak tersebut. Karena sampai saat ini, sapi-sapi itu belum diketahui keberadaanya. “Kalau tidak dijual, lalu dikemanakan sapi itu, apa mungkin sapi itu ditenteng kiri kanan oleh pak Ismail,” timpalnya.
Atas dugaan itu, ia sebagai putra kelahiran Desa Lewi Ntana meminta kepada pihak Disnak untuk segera mengembalikan sembilan ekor sapi yang telah ditarik oknum Kabid tersebut. Selain itu, Budiman juga meminta kepada Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd untuk tidak memelihara Pejabat “nakal” seperti itu, karena menyangkut citra dan nama baik Pemerintah Daerah. “Kembalikan sapi yang sudah menjadi hak Kelompok ternak, beri sanksi tegas oknum Pejabat itu. Bila perlu copot saja dari Jabatanyanya, “ tegasnya.
Ismail yang dikonfirmasi Koran ini Rabu (26/11) membenarkan penarikan kembali Sembilan ekor sampi milik kelompok tersebut. Dalihnya, untuk keperluan kegiatan Solidaritas Ibu Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) beberapa waktu lalu. “Memang benar sapi itu saya tarik, tapi untuk keperluan kunjungan SIKIB,” elaknya. (KS-09).
Ketua Kelompok, Ahmad kepada Koran Stabilitas Rabu (26/11), mengaku sudah hampir lima bulan oknum Kabid itu membawa pergi sapi dari kandang milik Kelompok ternak di Desa tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui keberadaan sapi yang sudah dirawat Kelompok ternak ini. “Lebih kurang lima bulan, sembilan ekor sapi yang ditarik Ismail belum juga dikembalikan,“ katanya.
Menurutnya, penarikan kembali ternak yang sudah menjadi hak dan tanggunjawab Kelompok ternak dinilai melanggar aturan. Apalagi, ditarik tanpa alasan jelas dan sudah dipelihara kelompok ternak selama berbula-bulan. Tentunya, menghabiskan anggaran tidak sedikit untuk memelihara hewan ternak tersebut. “Kami sudah mengeluarkan biaya, termasuk tenaga untuk memelihara sapi itu. Tapi, dia (Ismail) datang-datang langsung menarik sapi tersebut, ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Saat itu lanjutnya, Ismail berjanji akan menggantikan sapi tersebut dengan sapi bunting. Namun janji itu praktis tak membuahkan hasil. Pasalnya, sapi bunting yang dijanjikan sebagai pengganti Sembilan ekor sapi yang sudah ditarik belum juga terealisasi. “Sapi bunting yang dijanjikan belum juga dipenuhi, sementara sembilan ekor sapi yang ditarik tidak diketahui keberadaanya,” tandas Ahmad.
DPC LSM Kipang, Budiman kepada Koran Stabilitas menduga, sembilan ekor sapi itu telah dijual oknum Pejabat Disnak tersebut. Karena sampai saat ini, sapi-sapi itu belum diketahui keberadaanya. “Kalau tidak dijual, lalu dikemanakan sapi itu, apa mungkin sapi itu ditenteng kiri kanan oleh pak Ismail,” timpalnya.
Atas dugaan itu, ia sebagai putra kelahiran Desa Lewi Ntana meminta kepada pihak Disnak untuk segera mengembalikan sembilan ekor sapi yang telah ditarik oknum Kabid tersebut. Selain itu, Budiman juga meminta kepada Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd untuk tidak memelihara Pejabat “nakal” seperti itu, karena menyangkut citra dan nama baik Pemerintah Daerah. “Kembalikan sapi yang sudah menjadi hak Kelompok ternak, beri sanksi tegas oknum Pejabat itu. Bila perlu copot saja dari Jabatanyanya, “ tegasnya.
Ismail yang dikonfirmasi Koran ini Rabu (26/11) membenarkan penarikan kembali Sembilan ekor sampi milik kelompok tersebut. Dalihnya, untuk keperluan kegiatan Solidaritas Ibu Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) beberapa waktu lalu. “Memang benar sapi itu saya tarik, tapi untuk keperluan kunjungan SIKIB,” elaknya. (KS-09).
COMMENTS