Pasalnya, rumah milik kakek tua itu dibongkar Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan dalih program bedah rumah dari PNPM-Mandiri.
M. Sidik (60), warga Sadia II RT.07 Kelurahan Sadia Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima terpaksa tinggal digubuk berlantaikan tanah beratapkan langit. Pasalnya, rumah milik kakek tua itu dibongkar Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan dalih program bedah rumah dari PNPM-Mandiri. Namun, sudah tujuh bulan rumah itu dibongkar hingga kini belum juga diperbaiki kembali.
Sat ditemui di rumahnya, M. Sidik kepada Koran Stabilitas Kamis (27/11) mengaku, sekitar tujuh bulan lalu, KSM Sadia II membongkar rumahnya. Alasan mereka akan mendapat anggaran untuk bedah rumah. Namun hingga saat ini, janji itu belum juga dipenuhi. “Lebih kurang tujuh bulan saya tinggal ditempat tidak layak seperti ini. Padahal rumah saya sebelumnya masih bisa digunakan, meski sederhana,” ujarnya.
Selama tujuh bulan, dirinya hanya diberi bedek bambu untuk bahan dinding rumah, termasuk beberapa batang kayu untuk rangka atap. Sementara, bahan bangunan lain seperti semen, pasir dan material lain tidak diberikan. ”Material lain tidak diberikan, kecuali bedek bambu dan beberapa batang kayu saja. Itupun, genteng yang dipakai sebagai atas milik saya pribadi,” akunya.
Karenanya, Ia meminta agar KSM, BKM dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima segera mencarikan solusi atas pembongkaran rumahnya. Apalagi pembongkaran rumah itu sudah berlangsung lama. “Saya tinggal dalam kondisi rumah seperti ini sudah lama, jadi saya minta segera carikan jalan keluarnya,” pinta Sidik yang akrab disapa Sedo.
Ketua KSM Sadia II, Faruk yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Menurut warga setempat, yang bersangkutan sedang berada di Kalimantan, begitupun Bendaharanya, Haris juga tidak berada ditempat. “Faruk sedang di Kalimantan, kalau Haris sedang kerja sebagai Wiraswasta,” kata warga setempat.
Sementara, Ketua RT.07 selaku BKM Sadia, Syaiful mengaku, ada sekitar puluhan rumah yang terakomodir dalam program bedah rumah tersebut. Masing-masing rumah mendapat Rp.8,5 Juta. Soal rumah warganya (M.Sidik red) yang belum dituntaskan, dirinya sudah melakukan komunikasi dengan KSM. Hasilnya, mereka berjanji akan menuntaskan pekerjaan rumah milik warga dimaksud, tapi menunggu anggaran tahap berikutnya. “Rumah itu tetap akan dituntaskan, tapi tunggu anggaran berikutnya,” timpal Syaiful. (KS-09)
Sat ditemui di rumahnya, M. Sidik kepada Koran Stabilitas Kamis (27/11) mengaku, sekitar tujuh bulan lalu, KSM Sadia II membongkar rumahnya. Alasan mereka akan mendapat anggaran untuk bedah rumah. Namun hingga saat ini, janji itu belum juga dipenuhi. “Lebih kurang tujuh bulan saya tinggal ditempat tidak layak seperti ini. Padahal rumah saya sebelumnya masih bisa digunakan, meski sederhana,” ujarnya.
Selama tujuh bulan, dirinya hanya diberi bedek bambu untuk bahan dinding rumah, termasuk beberapa batang kayu untuk rangka atap. Sementara, bahan bangunan lain seperti semen, pasir dan material lain tidak diberikan. ”Material lain tidak diberikan, kecuali bedek bambu dan beberapa batang kayu saja. Itupun, genteng yang dipakai sebagai atas milik saya pribadi,” akunya.
Karenanya, Ia meminta agar KSM, BKM dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima segera mencarikan solusi atas pembongkaran rumahnya. Apalagi pembongkaran rumah itu sudah berlangsung lama. “Saya tinggal dalam kondisi rumah seperti ini sudah lama, jadi saya minta segera carikan jalan keluarnya,” pinta Sidik yang akrab disapa Sedo.
Ketua KSM Sadia II, Faruk yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Menurut warga setempat, yang bersangkutan sedang berada di Kalimantan, begitupun Bendaharanya, Haris juga tidak berada ditempat. “Faruk sedang di Kalimantan, kalau Haris sedang kerja sebagai Wiraswasta,” kata warga setempat.
Sementara, Ketua RT.07 selaku BKM Sadia, Syaiful mengaku, ada sekitar puluhan rumah yang terakomodir dalam program bedah rumah tersebut. Masing-masing rumah mendapat Rp.8,5 Juta. Soal rumah warganya (M.Sidik red) yang belum dituntaskan, dirinya sudah melakukan komunikasi dengan KSM. Hasilnya, mereka berjanji akan menuntaskan pekerjaan rumah milik warga dimaksud, tapi menunggu anggaran tahap berikutnya. “Rumah itu tetap akan dituntaskan, tapi tunggu anggaran berikutnya,” timpal Syaiful. (KS-09)
COMMENTS