Pasien RSUD Bima, Jakaria warga Desa Nata Kecamatan Monta Kabupaten Bima, diduga melarikan diri dari rumah sakit, setelah mengetahui biaya pengobatannya menumpuk hingga Rp. 11 Juta.
Pasien RSUD Bima, Jakaria warga Desa Nata Kecamatan Monta Kabupaten Bima, diduga melarikan diri dari rumah sakit, setelah mengetahui biaya pengobatannya menumpuk hingga Rp. 11 Juta. Kejadian itu baru diketahui petugas usai melihat oknum tidak berada di ruangan perawatan. Setelah beberapa lama ditunggu, oknum tak juga datang kembali.
Rahmah, petugas ruang VIP B RSUD Bima mengaku, Jakaria diketahui kabur melalui pintu gerbang belakang Rumah sakit setempat, pada hari Jum'at (23/1) sekitar pukul 12.20 Wita. Ia menduga, pasien itu kabur karena tidak mampu membayar biaya pengobatannya yang mencapai Rp. 11 Juta. "Pasien yang kabur itu, menderita penyakit tetanus," ujarnya di RSUD Bima Jum'at (23/1) siang.
Pasien itu lanjutnya, dibebankan dengan biaya besar setelah naik kelas di VIP B Kamar Anggrek. Awalnya, pasien tersebut menginap di kelas I Kamar Manggis, sesuai dengan hak pasien. "Tetapi karena diminta naik kelas, berarti ada beban biaya diluar haknya,” jelasnya.
Sebelum pasien tersebut (Jakaria, red) naik kelas. Sesuai ketentuan, pihaknya terlebih dahulu menjelaskan baik terhadap dirinya dan keluarga pasien. "Artinya, pasien itu ada kewajiban untuk membayar diluar dari haknya,” ujar Rahmah.
Petugas lainnya mengaku, pasien saat itu kondisinya memburuk. Pihak dokter langsung melarikannya ke ruang ICU. Setelah beberapa jam kemudian dirawat diruang ICU, tiba-tiba pasien itu menghilang entah kemana. Peristiwa kaburnya pasien dari RSUD ternyata bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya juga ada pasien yang kabur asal Dompu. Namun kaburnya pasien yang merupakan warga Dompu itu, diduga karena kelainan jiwa. "Saat warga Dompu itu dirawat di Ruang IGD, tiba-tiba pasien mencabut kabel infuse dan kabur," ujarnya.
Direktur RSUD Bima, Drg. H. Ihsan, M. Pg yang dihubungi melalui telepon seluler, belum dapat memberikan penjelasan. Sebab, ia belum mendapatkan informasi dari petugas RS. "Saya baru dengar, belum dilaporkan oleh petugas,” ujarnya singkat. (KS-05)
Rahmah, petugas ruang VIP B RSUD Bima mengaku, Jakaria diketahui kabur melalui pintu gerbang belakang Rumah sakit setempat, pada hari Jum'at (23/1) sekitar pukul 12.20 Wita. Ia menduga, pasien itu kabur karena tidak mampu membayar biaya pengobatannya yang mencapai Rp. 11 Juta. "Pasien yang kabur itu, menderita penyakit tetanus," ujarnya di RSUD Bima Jum'at (23/1) siang.
Pasien itu lanjutnya, dibebankan dengan biaya besar setelah naik kelas di VIP B Kamar Anggrek. Awalnya, pasien tersebut menginap di kelas I Kamar Manggis, sesuai dengan hak pasien. "Tetapi karena diminta naik kelas, berarti ada beban biaya diluar haknya,” jelasnya.
Sebelum pasien tersebut (Jakaria, red) naik kelas. Sesuai ketentuan, pihaknya terlebih dahulu menjelaskan baik terhadap dirinya dan keluarga pasien. "Artinya, pasien itu ada kewajiban untuk membayar diluar dari haknya,” ujar Rahmah.
Petugas lainnya mengaku, pasien saat itu kondisinya memburuk. Pihak dokter langsung melarikannya ke ruang ICU. Setelah beberapa jam kemudian dirawat diruang ICU, tiba-tiba pasien itu menghilang entah kemana. Peristiwa kaburnya pasien dari RSUD ternyata bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya juga ada pasien yang kabur asal Dompu. Namun kaburnya pasien yang merupakan warga Dompu itu, diduga karena kelainan jiwa. "Saat warga Dompu itu dirawat di Ruang IGD, tiba-tiba pasien mencabut kabel infuse dan kabur," ujarnya.
Direktur RSUD Bima, Drg. H. Ihsan, M. Pg yang dihubungi melalui telepon seluler, belum dapat memberikan penjelasan. Sebab, ia belum mendapatkan informasi dari petugas RS. "Saya baru dengar, belum dilaporkan oleh petugas,” ujarnya singkat. (KS-05)
COMMENTS