Karena dinilai "Ngeyel" untuk terus mempertahankan jabatannya yang hingga saat ini masih rangkab
Sekretaris Desa pemekaran Ndano Na'e Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Nasaruddin, S. Ag, harus mendapat kritakan bahkan diminta untuk segera mundur dari jabatan Sekretaris Desa setempat. Karena dinilai "Ngeyel" untuk terus mempertahankan jabatannya yang hingga saat ini masih rangkab. Padahal, warga Desa setempat dengan tegas meminta agar yang bersangkutan tidak melakukan hal demikian.
Amrin salah satu toko pemuda Desa Ndano Na'e mengungkapkan, desa setempat dimekarkan tahun 2013 lalu dari Desa Rora Kecamatan Donggo menjadi Desa Ndano Na'e. Adanya permintaan warga setempat kata dia berawal saat Kades Ndano Na'e, Abdul Haris meminta surat pengunduran diri Nasarudin, S. Ag (Sekretaris Desa, red) dari Sekolah SMP 8 Satap Donggo sebagai persaratan untuk ikut serta dalam seleksi pencalonan sekdes Ndano Nae. Surat pengunduran diri Nasarudin dari sekolah, telah dipegang oleh kades sendiri. "Namun, sekertaris tersebut tetap ngeyel untuk terus mengajar dan mengabaikan fungsinya sebagai Sekretaris Desa," ujarnya Rabu (18/2).
Padahal lanjutnya, banyak sekali urusan administrsi dan pelayanan yang ia harus selesaikan terhadap masyarakat. Semua itu, terbengkalai karena oknum itu sibuk juga mengajar di sekolah. "Inikan merugikan masyarakat secara keseluruhan," sorotnya.
Pada pekan lalu itu, masyarakat meminta Kades untuk bersikap tegas dan meminta klatifikasi terkait Sekdes. Lagi-lagi, saat itu Nasarudin tetap ngeyel dan terus beralibi bahwa, dia mengajar di sekolah itu tidak mengambil gaji. "Hingga saat ini, dia masih mengajar walaupun masyarakat dengan tegas memintanya untuk tidak mengajar lagi," jelasnya.
Selaku masyarakat yang harus dilayani, meminta kepada Pemetintah untuk segera bersikap. Kalau pemerintah tidak segera menyikapi, maka pihaknya akan melakukan tindakan yang menurutnya benar. "Pelayan yang dilakukan sekdes ini tidak maksimal," desaknya.
Yang menjadi tolak ukur masyarakat Desa Ndano Na'e saat ini katanya, beberapa waktu lalu Kades juga mencopot Jabatan Kadus Ndano Mbeca atas nama H. Sudirman, karena merangkap jabatan sebagai guru di SDN Impres Rora. Dengan alasan itu, sehingga masyarakat meminta agar Sekdes tidak merangkap jabatan lagi. "Kalau Kadus dilarang dan dicopot karena rangkap dengan mengajar, lalu kenapa Sekdes tidak diperlakukan sama. Kades jarus tegas," katanya.
Menyikapi hal tersebut, Selasa (17/2) pihaknya telah memasukkan surat pengaduan ke BPMDes Kabupaten Bima dan DPRD kabupaten Bima. "Kami harap, BPMDes dan DPRD Kabupaten Bima segera menyelesaikan masalah ini, agar tidak menjadi polemik berkepanjangan ditengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Ndano Na'e," harapnya.
Secara terpisah, Ketua BPD Desa Ndano Na'e, Ilham membenarkan jika sekdes itu rangkap jabatan. Pihaknya, sesuai dengan tupoksi yang dimiliki, sudah melakukan langkah persuasif dengan cara kekeluargaan. Tapi sekdes itu, tetap ngeyel dan tidak mau meninggalkan tugasnya sebagai guru. "Sudah kami tegur, tapi dia masih saja ngeyel," ungkapnya via Hp.
Oleh karena itu, pekan ini pihaknya akan rapat untuk membahas masalah ini agar semuanya selesai. Kades Desa Ndano Na'e Abdul Haris yang hendak dimintai keterangannya terkait keluhan warga itu, belum berhasil dihubungi. Di telepon beberapa kali, Kades tersebut tidak mengangkatnya. (KS-05)
Amrin salah satu toko pemuda Desa Ndano Na'e mengungkapkan, desa setempat dimekarkan tahun 2013 lalu dari Desa Rora Kecamatan Donggo menjadi Desa Ndano Na'e. Adanya permintaan warga setempat kata dia berawal saat Kades Ndano Na'e, Abdul Haris meminta surat pengunduran diri Nasarudin, S. Ag (Sekretaris Desa, red) dari Sekolah SMP 8 Satap Donggo sebagai persaratan untuk ikut serta dalam seleksi pencalonan sekdes Ndano Nae. Surat pengunduran diri Nasarudin dari sekolah, telah dipegang oleh kades sendiri. "Namun, sekertaris tersebut tetap ngeyel untuk terus mengajar dan mengabaikan fungsinya sebagai Sekretaris Desa," ujarnya Rabu (18/2).
Padahal lanjutnya, banyak sekali urusan administrsi dan pelayanan yang ia harus selesaikan terhadap masyarakat. Semua itu, terbengkalai karena oknum itu sibuk juga mengajar di sekolah. "Inikan merugikan masyarakat secara keseluruhan," sorotnya.
Pada pekan lalu itu, masyarakat meminta Kades untuk bersikap tegas dan meminta klatifikasi terkait Sekdes. Lagi-lagi, saat itu Nasarudin tetap ngeyel dan terus beralibi bahwa, dia mengajar di sekolah itu tidak mengambil gaji. "Hingga saat ini, dia masih mengajar walaupun masyarakat dengan tegas memintanya untuk tidak mengajar lagi," jelasnya.
Selaku masyarakat yang harus dilayani, meminta kepada Pemetintah untuk segera bersikap. Kalau pemerintah tidak segera menyikapi, maka pihaknya akan melakukan tindakan yang menurutnya benar. "Pelayan yang dilakukan sekdes ini tidak maksimal," desaknya.
Yang menjadi tolak ukur masyarakat Desa Ndano Na'e saat ini katanya, beberapa waktu lalu Kades juga mencopot Jabatan Kadus Ndano Mbeca atas nama H. Sudirman, karena merangkap jabatan sebagai guru di SDN Impres Rora. Dengan alasan itu, sehingga masyarakat meminta agar Sekdes tidak merangkap jabatan lagi. "Kalau Kadus dilarang dan dicopot karena rangkap dengan mengajar, lalu kenapa Sekdes tidak diperlakukan sama. Kades jarus tegas," katanya.
Menyikapi hal tersebut, Selasa (17/2) pihaknya telah memasukkan surat pengaduan ke BPMDes Kabupaten Bima dan DPRD kabupaten Bima. "Kami harap, BPMDes dan DPRD Kabupaten Bima segera menyelesaikan masalah ini, agar tidak menjadi polemik berkepanjangan ditengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Ndano Na'e," harapnya.
Secara terpisah, Ketua BPD Desa Ndano Na'e, Ilham membenarkan jika sekdes itu rangkap jabatan. Pihaknya, sesuai dengan tupoksi yang dimiliki, sudah melakukan langkah persuasif dengan cara kekeluargaan. Tapi sekdes itu, tetap ngeyel dan tidak mau meninggalkan tugasnya sebagai guru. "Sudah kami tegur, tapi dia masih saja ngeyel," ungkapnya via Hp.
Oleh karena itu, pekan ini pihaknya akan rapat untuk membahas masalah ini agar semuanya selesai. Kades Desa Ndano Na'e Abdul Haris yang hendak dimintai keterangannya terkait keluhan warga itu, belum berhasil dihubungi. Di telepon beberapa kali, Kades tersebut tidak mengangkatnya. (KS-05)
COMMENTS