Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bolo (AMB) menggelar aksi di Kantor Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora)
Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bolo (AMB) menggelar aksi di Kantor Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kecamatan Bolo, Senin (2/2) kemarin. Mereka menyorot soal tidak terbukanya UPT setempat dalam pengelolaan berbagai anggaran. Diantaranya seperti dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Buhari mengatakan, kedatangannya bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam AMB untuk menuntut agar adanya keterbukaan dan transpransi UPT Dinas Dikpora. Yakni terkait pengelolaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta penarikan uang pada peserta CPNSD Kategori II (K-II) yang lulus Tahun 2014 kemarin.
Berdasarkan laporan yang dihimpun mahasiswa kata dia, sejumlah peserta K-II dipungut uang sebesar Rp.3 juta perorang. Pertanyaan kami uang tersebut digunakan untuk apa. Kalau hal ini dibiarkan, maka orang-orang yang tidak mampu yang mengikuti tes kemungkinan nasib mereka tidak akan diperhatikan,” sorotnya saat berorasi.
Pihaknya berharap, pemangku kebijakan di dunia pendidikan baik yang ada di kecamatan maupun di kabupaten mampu menghilangkan praktek kurang bermoral seperti itu. Tujuannya agar tidak mencoreng citra pendidikan di Bima karena ulah segelintir orang yang mementingkan urusan pribadi mereka.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Kepala UPT Dinas Dikpora Bolo, Yusuf S,Pd saat dikonfirmasi mengapresiasi bentuk kritik mahasiswa. Aksi itu dinilai merupakan bentuk evaluasi dan peringatan buat dirinya. Ia pun berjani akan segera menindaklanjuti kepada seluruh kepala sekolah di Kecamatan Bolo ini untuk melakukan evaluasi dan klarifikasi terhadap persoalan tersebut.
“Pertemuan ini akan saya lakukan dalam minggu ini. Dengan tujuan untuk menyampaikan agar mengunakan anggaran negara ini dengan sebaik-baiknya dan jangan salah gunakan amanat yang telah disampaikan,” tutur dia. (KS-11)
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Buhari mengatakan, kedatangannya bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam AMB untuk menuntut agar adanya keterbukaan dan transpransi UPT Dinas Dikpora. Yakni terkait pengelolaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta penarikan uang pada peserta CPNSD Kategori II (K-II) yang lulus Tahun 2014 kemarin.
Berdasarkan laporan yang dihimpun mahasiswa kata dia, sejumlah peserta K-II dipungut uang sebesar Rp.3 juta perorang. Pertanyaan kami uang tersebut digunakan untuk apa. Kalau hal ini dibiarkan, maka orang-orang yang tidak mampu yang mengikuti tes kemungkinan nasib mereka tidak akan diperhatikan,” sorotnya saat berorasi.
Pihaknya berharap, pemangku kebijakan di dunia pendidikan baik yang ada di kecamatan maupun di kabupaten mampu menghilangkan praktek kurang bermoral seperti itu. Tujuannya agar tidak mencoreng citra pendidikan di Bima karena ulah segelintir orang yang mementingkan urusan pribadi mereka.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Kepala UPT Dinas Dikpora Bolo, Yusuf S,Pd saat dikonfirmasi mengapresiasi bentuk kritik mahasiswa. Aksi itu dinilai merupakan bentuk evaluasi dan peringatan buat dirinya. Ia pun berjani akan segera menindaklanjuti kepada seluruh kepala sekolah di Kecamatan Bolo ini untuk melakukan evaluasi dan klarifikasi terhadap persoalan tersebut.
“Pertemuan ini akan saya lakukan dalam minggu ini. Dengan tujuan untuk menyampaikan agar mengunakan anggaran negara ini dengan sebaik-baiknya dan jangan salah gunakan amanat yang telah disampaikan,” tutur dia. (KS-11)
COMMENTS