Tiga partai seperti Gerindra, PPP dan Hanura justeru menunjukan keseriusan untuk menghadapi moment Pilkada yang akan berlangsung Desember 2015 mendatang.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bima periode Tahun 2015-2020 tinggal beberapa bulan lagi digelar, tapi sejauh ini belum ada sikap serius sejumlah Partai Politik (Parpol), termasuk bakal kandidat yang akan bertarung pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Kecuali, hanya mendaftar sebagai bakal calon sekaligus adu kekuatan lewat penyampaian visi dan misi dibeberapa parpol . Sikap malu-malu kucing para bakal calon dinilai sebagai bentuk ketidak seriusan mereka untuk bertarung pada ajang bergengsi tersebut.
Ilustrasi Bendera Partai Politik
Namun sikap demikian tidak semua terjadi pada parpol, karena tiga partai seperti Gerindra, PPP dan Hanura justeru menunjukan keseriusan untuk menghadapi moment Pilkada yang akan berlangsung Desember 2015 mendatang. Bentuknya, tiga partai itu akan segera membentuk koalisi permanen.”Tiga partai ini akan segera membentuk koalisi permanen, ini bukan sekedar wacana tapi benar-benar akan kami buktikan,” ujar Ketua Gerindra Kabupaten Bima, Drs,H.Syamsudin kepada Koran Stabilitas Kamis (16/05) di Ruang Kerjanya.
Wakil Ketua Pimpinan Dewan yang ditunjuk sebagai Ketua sementara koalisi tiga partai tersebut mengaku, wacana itu sudah disepakati pengurus tiga partai tersebut. Bahkan, rencana itu akan diresmikan sebagai koalisi permanen. Katanya, penggabungan ini sebagai langkah serius untuk menyatukan parpol yang akan mengikuti pilkada tersebut. Mengingat, selama ini seolah tidak ada kejelasan juga keseriusan para bakal calon dalam menghadapi moment pemilihan orang nomor satu di Kabupaten Bima.”Sikap acuh tak acuh mencerminkan ketidak seriusan mereka untuk bertarung pada pesta demokrasi tersebut. Karenanya, kami mengambil sikap serius membentuk koalisi permanen,” ujar duta gerindra tersebut.
Salah satu ketidak seriusan lanjutnya, terjadi miskomunikasi antara bakal calon dengan sejumlah pengurus parpol. Jadi sikap para figure yang sudah resmi mendaftar sebagai bakal calon pada parpol wajar dipertanyakan, maju sebagai Calon Bupati (Cabup) atau tidak, jangan sampai limit waktu yang relatif singkat ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.”Kami sebagai pengurus partai jelas bertanya-tanya, serius atas tidak mereka, maju sebagai cabup atau sebaliknya. Karena selama ini, seolah terjadi miskomunikasi antar bakal calon dengan pengurus partai, kami jelas tidak mau ketinggalan kereta pada moment ini. Makanya, kami sepakat berkoalisi dan kami siap menerima siapapun yang ingin melamar sebagai Cabup pada koalisi ini,” tandasnya.
Keputusan koalisi tiga partai tersebut, bukan hanya menerima tawaran untuk mengusung Cabup pada pilkada tersebut. Tetapi juga telah menyiapkan figure pilihan terbaik dari koalisi tiga partai untuk menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup). Hanya saja, belum bisa disebut siapa figure pilihan yang akan diusung menjadi calon orang nomor dua tersebut. Mengingat, langkah awal yang akan dilakukan yakni meresmikan ikatan koalisi tersebut.”InsaAllah, koalisi yang nantinya diresmikan melalui akta notaris, minimal hitam diatas putih akan mengusung kader terbaik untuk menjadi Cawabup,” terangnya seraya menyebut empat nama yang siap diusung koalisi tersebut. Diantaranya, Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd, Adi Mahyudi, Hj.Indah Damayanti Putri, dan H.Najib.
Sementara, Ketua Pemuda Hanura Kabupaten, Abdul Heris yang juga diberi kepercayaan sebagai tim penjaringan bakal calon di partai tersebut menambahkan, koalisi permanen ini terbentuk akibat sikap sejumlah figure yang hanya mendaftar sebagai bakal calon di parpol. Maksudnya, selepas itu tidak ada komunikasi lanjutan antar bakal calon dengan pengurus parpol. Padahal, komunikasi yang intens teramat penting dibangun.”Maunya kami komunikasi politik tetap berjalan, faktanya komunikasi yang diharapkan seolah terputus. Padahal, jalinan yang dibangun lewat komunikasi dan koordinasi sangat perlu,” tuturnya.
Apalagi, pengurus partai tingkat pusat dalam waktu dekat meminta kepada pengurus partai tingkat daerah segera mengirim nama-nama para bakal kandidat. Artinya, nasib figure yang sudah resmi mengikuti seleksi bakal calon sangat bergantung pada pengurus partai tingkat daerah (DPD). Jadi imbuhnya, jangan karena keputusan akhir berada ditingkat DPP, lalu pengurus ditingkat DPD dicuekin.
”Kami akui, soal siapa yang akan diusung tergantung keputusan pengurus pusat, tapi bukan berarti pengurus ditingkat daerah tidak memiliki kewenangan. Karena kami di daerah memiliki tugas dan wewenang untuk mengusulkan siapa saja nama akan dikirim. Jadi, kami minta para bakal calon untuk intens membangun komunikasi dengan pengurus parpol, jangan sampai kami menganggap tidak ada keseriusan mereka untuk bertarung pada pesta bergengsi tersebut,” tegasnya. (KS-09/ADV)
Ilustrasi Bendera Partai Politik
Namun sikap demikian tidak semua terjadi pada parpol, karena tiga partai seperti Gerindra, PPP dan Hanura justeru menunjukan keseriusan untuk menghadapi moment Pilkada yang akan berlangsung Desember 2015 mendatang. Bentuknya, tiga partai itu akan segera membentuk koalisi permanen.”Tiga partai ini akan segera membentuk koalisi permanen, ini bukan sekedar wacana tapi benar-benar akan kami buktikan,” ujar Ketua Gerindra Kabupaten Bima, Drs,H.Syamsudin kepada Koran Stabilitas Kamis (16/05) di Ruang Kerjanya.
Wakil Ketua Pimpinan Dewan yang ditunjuk sebagai Ketua sementara koalisi tiga partai tersebut mengaku, wacana itu sudah disepakati pengurus tiga partai tersebut. Bahkan, rencana itu akan diresmikan sebagai koalisi permanen. Katanya, penggabungan ini sebagai langkah serius untuk menyatukan parpol yang akan mengikuti pilkada tersebut. Mengingat, selama ini seolah tidak ada kejelasan juga keseriusan para bakal calon dalam menghadapi moment pemilihan orang nomor satu di Kabupaten Bima.”Sikap acuh tak acuh mencerminkan ketidak seriusan mereka untuk bertarung pada pesta demokrasi tersebut. Karenanya, kami mengambil sikap serius membentuk koalisi permanen,” ujar duta gerindra tersebut.
Salah satu ketidak seriusan lanjutnya, terjadi miskomunikasi antara bakal calon dengan sejumlah pengurus parpol. Jadi sikap para figure yang sudah resmi mendaftar sebagai bakal calon pada parpol wajar dipertanyakan, maju sebagai Calon Bupati (Cabup) atau tidak, jangan sampai limit waktu yang relatif singkat ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.”Kami sebagai pengurus partai jelas bertanya-tanya, serius atas tidak mereka, maju sebagai cabup atau sebaliknya. Karena selama ini, seolah terjadi miskomunikasi antar bakal calon dengan pengurus partai, kami jelas tidak mau ketinggalan kereta pada moment ini. Makanya, kami sepakat berkoalisi dan kami siap menerima siapapun yang ingin melamar sebagai Cabup pada koalisi ini,” tandasnya.
Keputusan koalisi tiga partai tersebut, bukan hanya menerima tawaran untuk mengusung Cabup pada pilkada tersebut. Tetapi juga telah menyiapkan figure pilihan terbaik dari koalisi tiga partai untuk menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup). Hanya saja, belum bisa disebut siapa figure pilihan yang akan diusung menjadi calon orang nomor dua tersebut. Mengingat, langkah awal yang akan dilakukan yakni meresmikan ikatan koalisi tersebut.”InsaAllah, koalisi yang nantinya diresmikan melalui akta notaris, minimal hitam diatas putih akan mengusung kader terbaik untuk menjadi Cawabup,” terangnya seraya menyebut empat nama yang siap diusung koalisi tersebut. Diantaranya, Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd, Adi Mahyudi, Hj.Indah Damayanti Putri, dan H.Najib.
Sementara, Ketua Pemuda Hanura Kabupaten, Abdul Heris yang juga diberi kepercayaan sebagai tim penjaringan bakal calon di partai tersebut menambahkan, koalisi permanen ini terbentuk akibat sikap sejumlah figure yang hanya mendaftar sebagai bakal calon di parpol. Maksudnya, selepas itu tidak ada komunikasi lanjutan antar bakal calon dengan pengurus parpol. Padahal, komunikasi yang intens teramat penting dibangun.”Maunya kami komunikasi politik tetap berjalan, faktanya komunikasi yang diharapkan seolah terputus. Padahal, jalinan yang dibangun lewat komunikasi dan koordinasi sangat perlu,” tuturnya.
Apalagi, pengurus partai tingkat pusat dalam waktu dekat meminta kepada pengurus partai tingkat daerah segera mengirim nama-nama para bakal kandidat. Artinya, nasib figure yang sudah resmi mengikuti seleksi bakal calon sangat bergantung pada pengurus partai tingkat daerah (DPD). Jadi imbuhnya, jangan karena keputusan akhir berada ditingkat DPP, lalu pengurus ditingkat DPD dicuekin.
”Kami akui, soal siapa yang akan diusung tergantung keputusan pengurus pusat, tapi bukan berarti pengurus ditingkat daerah tidak memiliki kewenangan. Karena kami di daerah memiliki tugas dan wewenang untuk mengusulkan siapa saja nama akan dikirim. Jadi, kami minta para bakal calon untuk intens membangun komunikasi dengan pengurus parpol, jangan sampai kami menganggap tidak ada keseriusan mereka untuk bertarung pada pesta bergengsi tersebut,” tegasnya. (KS-09/ADV)
COMMENTS