Seperti yang dilakukan lelaki paruh baya asal Raba Dompu Kota Bima, Muhidin yang hobi mencari dan mengoleksi batu akik. Dirinya rela mendaki gunung (Doro Londa) untuk mencari batu akik yang menjadi hobi barunya.
Demi hobi, orang rela melakukan apa saja. Uang dan tenaga tidak menjadi soal demi sebuah hobi, meski bahaya dan rintangan yang harus dihadapi. Seperti yang dilakukan lelaki paruh baya asal Raba Dompu Kota Bima, Muhidin yang hobi mencari dan mengoleksi batu akik. Dirinya rela mendaki gunung (Doro Londa) untuk mencari batu akik yang menjadi hobi barunya. Berikut Wawancara langsung Wartawan Koran Stabilitas, Habibi Abbie Mayu dengan yang pencari batu akik.
Muhidin (60), warga Raba Dompu Kota Bima, merupakan salah satu pegawai Honorer di Sekretariat Dewan (Setwan) Kabupaten Bima. Kesehariannya, Muhidin di lingkungan kerjanya dikenal sebagai pegawai yang rajin dan ramah. Ketika orang mulai demam batu akik, dirinya pun ikutan menjadikan batu akik sebagai hobinya.
Awalnya Muhidin mulai tertarik batu akik dengan meminta sedikit bongkahan dari teman-temanya untuk sebuah cincin. Melihat bagusnya batu cincin yang ada di jari tangannya, Muhidin berkeinginan menambah koleksi batu di jarinya. Keinginannya pun terpenuhi, beberapa jari tangan Muhidin dihiasi sejumlah batu akik berbagai jenis.
Tak puas dengan batu cincin yang ada di jarinya, lelaki yang sudah memiliki cucu ini bermaksud mencari jenis batu yang baru untuk dikoleksi. Beberapa waktu lalu, dirinya berencana mendaki gunung Londa untuk mencari bongkahan batu akik seorang diri.
Singkat cerita setelah berada di atas gunung, bukan bongkahan batu akik yang ditemukannya, melainkan sebuah istana megah yang disampingnya terdapat sebuah masjid dengan bentuk bangunan yang sangat indah dan tidak pernah dia dilihat sebelumnya. Melihat keindahan istana tersebut, dirinya bermaksud untuk masuk dan melihat isi di dalamnya. “Saya tidak pernah melihat bangunan seperti itu sebelumnya. Karena istana itu sangat indah, dan saya ingin sekali memasukinya,” ceritanya.
Setelah memasuki istana, dirinya sudah tidak ingat apa-apa lagi. Dan saat terbangun pagi hari, Muhidin baru sadar ternyata dirinya sedang tidur dibawah pohon jati. Muhidin terbangun karena gigitan nyamuk. Saat sadar, dirinya melihat sekujur tubuhnya dipenuhi bekas gigitan nyamuk, karena dirinya tidak sadar saat tidur dirinya sudah tiga hari berada di atas gunung. “Pas saya bangun saya lihat ada banyak bekas gigitan nyamuk, dan saya pun langsung turun dari gunung,” akunya.
Melihat kondisi tubuhnya itu, Muhidin langsung pulang dengan membawa sedikit bongkahan batu yang ditemukannya sebelum menemukan istana. Dirinya baru mengetahui kalau dirinya menghilang (nyasar) selama 3 hari setelah sampai di rumah, ketika keluarganya menanyakan kemana dirinya selama 3 hari. “Saya kaget ketika ditanya kemana saya tiga hari. Dan ternyata saya tertidur selama tiga hari dibawah pohon jati itu. makanya badan saya banyak bekas gigitan nyamuk,” jelasnya.
Sesampai di rumahnya, Muhidin jatuh sakit dan dirawat di RSUD Bima selama 1 Minggu. Setelah diperiksa dokter, Muhidin tidak ditemukan menderita penyakit apapun. “Saya pikir, sakitnya saya selama satu minggu itu bukan karena penyakit apa-apa, tapi karena saya melihat istana di Doro Londa. Saya tidak ingin kesana untuk kedua kalinya,” ujar Muhidin. (KS-02)
Muhidin (60), warga Raba Dompu Kota Bima, merupakan salah satu pegawai Honorer di Sekretariat Dewan (Setwan) Kabupaten Bima. Kesehariannya, Muhidin di lingkungan kerjanya dikenal sebagai pegawai yang rajin dan ramah. Ketika orang mulai demam batu akik, dirinya pun ikutan menjadikan batu akik sebagai hobinya.
Awalnya Muhidin mulai tertarik batu akik dengan meminta sedikit bongkahan dari teman-temanya untuk sebuah cincin. Melihat bagusnya batu cincin yang ada di jari tangannya, Muhidin berkeinginan menambah koleksi batu di jarinya. Keinginannya pun terpenuhi, beberapa jari tangan Muhidin dihiasi sejumlah batu akik berbagai jenis.
Tak puas dengan batu cincin yang ada di jarinya, lelaki yang sudah memiliki cucu ini bermaksud mencari jenis batu yang baru untuk dikoleksi. Beberapa waktu lalu, dirinya berencana mendaki gunung Londa untuk mencari bongkahan batu akik seorang diri.
Singkat cerita setelah berada di atas gunung, bukan bongkahan batu akik yang ditemukannya, melainkan sebuah istana megah yang disampingnya terdapat sebuah masjid dengan bentuk bangunan yang sangat indah dan tidak pernah dia dilihat sebelumnya. Melihat keindahan istana tersebut, dirinya bermaksud untuk masuk dan melihat isi di dalamnya. “Saya tidak pernah melihat bangunan seperti itu sebelumnya. Karena istana itu sangat indah, dan saya ingin sekali memasukinya,” ceritanya.
Setelah memasuki istana, dirinya sudah tidak ingat apa-apa lagi. Dan saat terbangun pagi hari, Muhidin baru sadar ternyata dirinya sedang tidur dibawah pohon jati. Muhidin terbangun karena gigitan nyamuk. Saat sadar, dirinya melihat sekujur tubuhnya dipenuhi bekas gigitan nyamuk, karena dirinya tidak sadar saat tidur dirinya sudah tiga hari berada di atas gunung. “Pas saya bangun saya lihat ada banyak bekas gigitan nyamuk, dan saya pun langsung turun dari gunung,” akunya.
Melihat kondisi tubuhnya itu, Muhidin langsung pulang dengan membawa sedikit bongkahan batu yang ditemukannya sebelum menemukan istana. Dirinya baru mengetahui kalau dirinya menghilang (nyasar) selama 3 hari setelah sampai di rumah, ketika keluarganya menanyakan kemana dirinya selama 3 hari. “Saya kaget ketika ditanya kemana saya tiga hari. Dan ternyata saya tertidur selama tiga hari dibawah pohon jati itu. makanya badan saya banyak bekas gigitan nyamuk,” jelasnya.
Sesampai di rumahnya, Muhidin jatuh sakit dan dirawat di RSUD Bima selama 1 Minggu. Setelah diperiksa dokter, Muhidin tidak ditemukan menderita penyakit apapun. “Saya pikir, sakitnya saya selama satu minggu itu bukan karena penyakit apa-apa, tapi karena saya melihat istana di Doro Londa. Saya tidak ingin kesana untuk kedua kalinya,” ujar Muhidin. (KS-02)
COMMENTS