Indikasi kecurangan yang terkesan mengajarkan kebiasaan buruk untuk generasi bangsa itu terjadi di SDN Inpres Oi Ni’u Kecamatan Palibelo.
Bima, KS - Perolehan hasil akhir Ujian Nasional (UN) yang tinggi merupakan impian besar dan kebanggaan bagi setiap sekolah. Namun, raihan yang kemudian dikemas dalam prestasi itu mesti didapat dengan cara yang benar, bukan kecurangan. Sebab, hasil itu adalah tolak ukur kemampuan ilmu pengetahuan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimmiliki siswa. Celakanya, pencapaian target kelulusan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima Tahun 2015 seolah mengalami masalah serius. Masalahnya, mencuat dugaan kecurangan dengan modus membocorkan kunci jawaban soal UN saat ujian berlangsung.
Informasi yang diperoleh Koran Stabilitas dari sumber yang enggan namanya dikorankan, indikasi kecurangan yang terkesan mengajarkan kebiasaan buruk untuk generasi bangsa itu terjadi di SDN Inpres Oi Ni’u Kecamatan Palibelo. Fatalnya, lembar jawaban ujian itu diduga kuat bukan diisi oleh pelajar sekolah setempat. Tetapi, oleh guru yang mengawas kegiatan UN. Bahkan, sebelum ujian berlangsung, oknum kepsek yang baru dilantik itu meminta bantuan pada rekannya sarjana Matematika.
Dugaan itu diperkuat ketika 12 pelajar peserta ujian masing-masing mendapat nilai 92 hingga 96. Perolehan nilai akhir ujian itu pada tiga Mata Pelajaran (MP), yakni Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Sehingga, SDN yang berlokasi di Dusun Oi Ni,u Desa Panda itu berada pada urutan teratas dari seluruh SDN se-Kabupaten Bima.
Perolehan nilai UN tertinggi se-Kabupaten Bima yang berhasil diraih 12 siswa itu dibenarkan Kepsek setempat, Fera. Namun katanya, hasil itu bukan karna kecurangan. Tapi lebih pada persiapan yang matang. Seperti, bimbingan ekstra pada siswa melalui kegiatan les, dan pengayaan dengan membahas soal-soal ujian sebelumnya. "Kita gurupun tidak punya kunci jawaban, lalu siapa yang membuat kunci jawaban. Itu informasi yang tidak benar, lagipula basis guru di SDN ini adalah guru SD, bukan sarjana matematika," elaknya.
Selain persiapan itu, pihaknya juga melakukan pendalaman materi soal try out sebanyak dua tahap. Bahkan, membahas soal-soal yang terdapat pada buku persiapan Ujian Sekolah (US) dan UN. "Raihan hasil ini tidak didapat begitu saja. Kesuksesan siswa pada UN kali ini diperoleh aatas segala macam persiapan. Apa itu daapat dijadikan alasan hingga siswa saya meraih nilai ujian tetinggi se-kabupaten," kilahnya.
Atas keberhasilan itu, dirinya memberikan apresiasi terhadap tim guru kelas 6. Karena hasil yang didapat tidak terlepas dari peranan dan solidnya guru tersebut."Saya harap ini adalah motivasi awal, agar kami terus berupaya. Sehingga, kualitas siswa di sekolah ini mengalami peningkatan," pintanya.
Menanggapi pertanyaan soal kemampuan ilmu pengetahuan 12 siswa peserta ujian itu, Fera terkesan menunjukan sikap tidak bersahabat. Justru, kepsek yang sebelumnya menjadi guru SDN Kalaki itu menanyakan nama wartawan Koran Stabilitas. Selain itu, yang bersangkutan menganggap wartawan bukan mengkonfirmasi informasi yang benar. Tapi, ingin mencari-cari kesalahan orang. "Sebenarnya anda ingin konfirmasi informasi yaang benar atau ingin mencari-cari kesalahn orang. Maaf, kalau boleh tahu, siapa naama anda?," tanyanya sembari meminta agar kemampuan siswa yang mendapat nilai itu diuji. (KS-09)
Informasi yang diperoleh Koran Stabilitas dari sumber yang enggan namanya dikorankan, indikasi kecurangan yang terkesan mengajarkan kebiasaan buruk untuk generasi bangsa itu terjadi di SDN Inpres Oi Ni’u Kecamatan Palibelo. Fatalnya, lembar jawaban ujian itu diduga kuat bukan diisi oleh pelajar sekolah setempat. Tetapi, oleh guru yang mengawas kegiatan UN. Bahkan, sebelum ujian berlangsung, oknum kepsek yang baru dilantik itu meminta bantuan pada rekannya sarjana Matematika.
Dugaan itu diperkuat ketika 12 pelajar peserta ujian masing-masing mendapat nilai 92 hingga 96. Perolehan nilai akhir ujian itu pada tiga Mata Pelajaran (MP), yakni Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Sehingga, SDN yang berlokasi di Dusun Oi Ni,u Desa Panda itu berada pada urutan teratas dari seluruh SDN se-Kabupaten Bima.
Perolehan nilai UN tertinggi se-Kabupaten Bima yang berhasil diraih 12 siswa itu dibenarkan Kepsek setempat, Fera. Namun katanya, hasil itu bukan karna kecurangan. Tapi lebih pada persiapan yang matang. Seperti, bimbingan ekstra pada siswa melalui kegiatan les, dan pengayaan dengan membahas soal-soal ujian sebelumnya. "Kita gurupun tidak punya kunci jawaban, lalu siapa yang membuat kunci jawaban. Itu informasi yang tidak benar, lagipula basis guru di SDN ini adalah guru SD, bukan sarjana matematika," elaknya.
Selain persiapan itu, pihaknya juga melakukan pendalaman materi soal try out sebanyak dua tahap. Bahkan, membahas soal-soal yang terdapat pada buku persiapan Ujian Sekolah (US) dan UN. "Raihan hasil ini tidak didapat begitu saja. Kesuksesan siswa pada UN kali ini diperoleh aatas segala macam persiapan. Apa itu daapat dijadikan alasan hingga siswa saya meraih nilai ujian tetinggi se-kabupaten," kilahnya.
Atas keberhasilan itu, dirinya memberikan apresiasi terhadap tim guru kelas 6. Karena hasil yang didapat tidak terlepas dari peranan dan solidnya guru tersebut."Saya harap ini adalah motivasi awal, agar kami terus berupaya. Sehingga, kualitas siswa di sekolah ini mengalami peningkatan," pintanya.
Menanggapi pertanyaan soal kemampuan ilmu pengetahuan 12 siswa peserta ujian itu, Fera terkesan menunjukan sikap tidak bersahabat. Justru, kepsek yang sebelumnya menjadi guru SDN Kalaki itu menanyakan nama wartawan Koran Stabilitas. Selain itu, yang bersangkutan menganggap wartawan bukan mengkonfirmasi informasi yang benar. Tapi, ingin mencari-cari kesalahan orang. "Sebenarnya anda ingin konfirmasi informasi yaang benar atau ingin mencari-cari kesalahn orang. Maaf, kalau boleh tahu, siapa naama anda?," tanyanya sembari meminta agar kemampuan siswa yang mendapat nilai itu diuji. (KS-09)
COMMENTS