Menurut Abdul Samad salah satu keluarnya mengklaim Fajar tidak terlibat dalam urusan terorisme.
Kota Bima, KS.- Ini pernyataan keluarga almarhum Fajar yang ditembak mati oleh Densus 88 Mabes Polri, lantaran diduga sebagai teroris yang telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Menurut Abdul Samad salah satu keluarnya mengklaim Fajar tidak terlibat dalam urusan terorisme.
Ilustrasi
Dalam pernyataan Pers, Sabtu (20/1) usai menguburkan jenajah Fajar di lingkungan Penatoi Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpuda sekitat pukul 10.30 wita, Abdul Samad membantah jika Fajar termasuk salah seorang yang dinyatakan sebagai anggota teroris. Fajar bukanlah teroris seperti yang dituduhkan oleh densus 88 mabes polri. “Fajar adalah salah satu keluarga dan kerabat serta tetangganya, merupakan pria yang biasa saja,” katanya.
Ia menegaskan, mestinya yang dikatakan teroris itu adalah densus 88 mabes polri. Manakala saat itu , Densus sudah sewenang wenang meneror dan menembak mati Fajar sebagai warga yang tidak berdosa. Fajar adalah seorang manusia muslim, bukan seekor binatang buas yang seenaknya ditembak mati oleh Densus 88.”Atas nama keluarga, saya tegaskan, bahwa Fajar bukan teroris, melainkan pemuda muslim yang taat agama dan tak lupa beribadah,”tandasnya.
Cara keji yang dilakukan Densus 88, merupakan satu langkah yang tidak menghormati hukum yang menjadi landasan negara ini.“Menembak warga hingga tewas tanpa diberikan hak praduga tak bersalah, telah menyayat hati keluarga kami,” akunya.
Ungkapan Samad yang mendapat seruan allahuakbar dari pengikutnya disekekilin, mengatakan tidak akan lagi mengambil langkah hukum, pasca Fajar dikubrukan.Namun dia percaya, arwah fajar akan diterima disisi allah swt.
Soal informasi ada kontak senjata atau baku tembak saat penyergapan fajar yang dilakukan Densus, Samad membantahnya. sebab sebagaimana diceritakan ibu kandung Fajar, Nurseha, bahwa aparat senin lalu langsung masuk dikediaman Nurseha dengan menendang pintu dan langsung masuk ke dapur menembak fajar lima sampai tujuh kali tembakan. “Soal perlawanan saat itu, tidak ada. berdasarkan pengakuan orang tua fajar, saat aparat masuk, ibu dan bapak fajar langsung disuruh angkat tangan di kepala. kemudian menembak fajar,” katanya mengutip pengakuan orang tua Fajar.
Informasi Koran Stabilitas, Jumat (19/2) anggota keluarga Fajar melakukan pertemuan dengan Densus bertempat di ruang Pos Pelayanan Terpadu RS Bhayangkara Polda NTB, untuk serah terima jenazah Fajar, sekitar Pukul 13.35 wita. Jenajah Fajar yang dibawa dengan ambulance Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menuju Kota Bima. (KS-04)
Ilustrasi
Dalam pernyataan Pers, Sabtu (20/1) usai menguburkan jenajah Fajar di lingkungan Penatoi Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpuda sekitat pukul 10.30 wita, Abdul Samad membantah jika Fajar termasuk salah seorang yang dinyatakan sebagai anggota teroris. Fajar bukanlah teroris seperti yang dituduhkan oleh densus 88 mabes polri. “Fajar adalah salah satu keluarga dan kerabat serta tetangganya, merupakan pria yang biasa saja,” katanya.
Ia menegaskan, mestinya yang dikatakan teroris itu adalah densus 88 mabes polri. Manakala saat itu , Densus sudah sewenang wenang meneror dan menembak mati Fajar sebagai warga yang tidak berdosa. Fajar adalah seorang manusia muslim, bukan seekor binatang buas yang seenaknya ditembak mati oleh Densus 88.”Atas nama keluarga, saya tegaskan, bahwa Fajar bukan teroris, melainkan pemuda muslim yang taat agama dan tak lupa beribadah,”tandasnya.
Cara keji yang dilakukan Densus 88, merupakan satu langkah yang tidak menghormati hukum yang menjadi landasan negara ini.“Menembak warga hingga tewas tanpa diberikan hak praduga tak bersalah, telah menyayat hati keluarga kami,” akunya.
Ungkapan Samad yang mendapat seruan allahuakbar dari pengikutnya disekekilin, mengatakan tidak akan lagi mengambil langkah hukum, pasca Fajar dikubrukan.Namun dia percaya, arwah fajar akan diterima disisi allah swt.
Soal informasi ada kontak senjata atau baku tembak saat penyergapan fajar yang dilakukan Densus, Samad membantahnya. sebab sebagaimana diceritakan ibu kandung Fajar, Nurseha, bahwa aparat senin lalu langsung masuk dikediaman Nurseha dengan menendang pintu dan langsung masuk ke dapur menembak fajar lima sampai tujuh kali tembakan. “Soal perlawanan saat itu, tidak ada. berdasarkan pengakuan orang tua fajar, saat aparat masuk, ibu dan bapak fajar langsung disuruh angkat tangan di kepala. kemudian menembak fajar,” katanya mengutip pengakuan orang tua Fajar.
Informasi Koran Stabilitas, Jumat (19/2) anggota keluarga Fajar melakukan pertemuan dengan Densus bertempat di ruang Pos Pelayanan Terpadu RS Bhayangkara Polda NTB, untuk serah terima jenazah Fajar, sekitar Pukul 13.35 wita. Jenajah Fajar yang dibawa dengan ambulance Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menuju Kota Bima. (KS-04)
COMMENTS