Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Kesehatan (Dikes), menghimbau kepada warga untuk mewaspadai penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya.
Kota Bima, KS.- Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Kesehatan (Dikes), menghimbau kepada warga untuk mewaspadai penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya. Mengingat saat ini, sudah terdapat warga dibeberapa Kelurahan yang terjangkit penyakit akibat nyamuk tersebut. Dua kelurahan itu yakni di Melayu dan Monggonao.
Ilustrasi
Namun, Dikes belum mengetahui total warga yang terdeteksi penyakit DBD dan chikungunya. Tapi berdasarkan informasi yang diperoleh dinas dibawa kendali Drs. H.Azhari itu, dua penyakit yang berbahaya itu sudah mulai menyebar di kota ini. "Penyakit itu sudah mulai menyebar di Kota Bima. Bahkan ada sebagian warga menjadi korban DBD dan chikungunya, saat ini mereka sedang dirawat di RSUD dan Puskesmas," kata Kepala Bidang P2PL Dikes Kota Bima, Nuryah kepada wartawan belum lama ini.
Dikatakanya, untuk wilayah Monggonao dan Melayu terdapat 38 kasus DBD. Dari jumlah itu, 20 kasus dinyatakan positif DBD dan 18 kasus di antaranya masih mengalami gejala. Sementara korban chikungunya, ada tiga orang warga asal Kelurahan Monggonao. “Untuk beberapa warga lainnya masih mengalami gejala yang sama seperti diserang DBD dan chikungunya," ujarnya.
Melihat kondisi itu, pihaknya langsung berupaya mencegahnya dengan melakukan pengasapan atau fogging di beberapa wilayah yang terdeteksi DBD dan chikungunya.
"Kami khawatir penyakit itu terus menyebar. Untuk itu, dilakukan fogging di sejumlah Kelurahan. Di antaranya Kelurahan Melayu, Monggonao, Raba Dompu Timur, dan beberapa Kelurahan lain yang terkena virus DBD dan chikungunya," terangnya.
Ia menjelaskan, puluhan warga yang terjangkit DBD dan chikungunya itu disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti.Penyakit tersebut biasanya menyerang warga dengan beberapa gejala, seperti demam tinggi dan pegal-pegal. "Kalau ada yang mengalami gejala seperti itu, silakan melaporkan supaya nanti kita segera tindaklanjuti," harapnya.
Pada kesempatan itu, warga dihimbau untuk menjaga lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.Selain itu, warga juga harus terbiasa dengan hidup bersih dan sehat. (KS-03)
Ilustrasi
Namun, Dikes belum mengetahui total warga yang terdeteksi penyakit DBD dan chikungunya. Tapi berdasarkan informasi yang diperoleh dinas dibawa kendali Drs. H.Azhari itu, dua penyakit yang berbahaya itu sudah mulai menyebar di kota ini. "Penyakit itu sudah mulai menyebar di Kota Bima. Bahkan ada sebagian warga menjadi korban DBD dan chikungunya, saat ini mereka sedang dirawat di RSUD dan Puskesmas," kata Kepala Bidang P2PL Dikes Kota Bima, Nuryah kepada wartawan belum lama ini.
Dikatakanya, untuk wilayah Monggonao dan Melayu terdapat 38 kasus DBD. Dari jumlah itu, 20 kasus dinyatakan positif DBD dan 18 kasus di antaranya masih mengalami gejala. Sementara korban chikungunya, ada tiga orang warga asal Kelurahan Monggonao. “Untuk beberapa warga lainnya masih mengalami gejala yang sama seperti diserang DBD dan chikungunya," ujarnya.
Melihat kondisi itu, pihaknya langsung berupaya mencegahnya dengan melakukan pengasapan atau fogging di beberapa wilayah yang terdeteksi DBD dan chikungunya.
"Kami khawatir penyakit itu terus menyebar. Untuk itu, dilakukan fogging di sejumlah Kelurahan. Di antaranya Kelurahan Melayu, Monggonao, Raba Dompu Timur, dan beberapa Kelurahan lain yang terkena virus DBD dan chikungunya," terangnya.
Ia menjelaskan, puluhan warga yang terjangkit DBD dan chikungunya itu disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti.Penyakit tersebut biasanya menyerang warga dengan beberapa gejala, seperti demam tinggi dan pegal-pegal. "Kalau ada yang mengalami gejala seperti itu, silakan melaporkan supaya nanti kita segera tindaklanjuti," harapnya.
Pada kesempatan itu, warga dihimbau untuk menjaga lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.Selain itu, warga juga harus terbiasa dengan hidup bersih dan sehat. (KS-03)
COMMENTS