Siapa yang tidak kenal dengan sosok seorang journalis Bima, Abubakar H.Daali alias Bek. Eks wartawan Bima Post ini telah menghabiskan waktu ...
Siapa yang tidak kenal dengan sosok seorang journalis Bima, Abubakar H.Daali alias Bek. Eks wartawan Bima Post ini telah menghabiskan waktu hampir dua puluh tahun mengabdi di dunia kuli tinta. Hasil karyanya (tulisannya) sangat digemari oleh public, terutama para pelanggan yang membacanya berita tulisannya. Wartawan beranak lima asal Desa Daru Kecamatan Bolo ini, hanya ingin menulis berita di bidang hukum dan criminal (Hukrim), juga berita soal politik menjadi hoby utamanya.
SELAIN menjadi seorang wartawan, yang meliput berita setiap hari, Bek juga meluangkan waktunya untuk melakukan aktivitas usaha sampingan lainnya, dengan harapan bisa mendapatkan dana banyak, untuk kebutuhan setiap hari bersama istri dan anak-anaknya, juga keluarga besarnya di Dusun Daru, apalagi Bek saat ini menjadi pengganti dari almarhum Bapaknya H.Daali,.
Usaha sampingannya yang telah berjalan sekitar dua tahun ini adalah menjadi pengepul sampah botol plastic seperti botol oly motor dan oli mobil, botol obat-obatanya, juga berbagai jenis botol lainnya, yang sudah siap di olah menjadi bahan baku untuk kebutuhan industry perusahaan di ASEAN.
“Botol-botol yang kami kumpul itu, kemudian kami olah dengan mesin penggiling. Setelah digiling dengan mesin khusus, hasil olahan itu kemudian dikumpulkan menjadi satu, baru dikirim ke Surabaya untuk dijual dengan harga yang cukup mencukupi kebutuhan dan keperluan dana tambahan usaha, juga untuk gaji karyawan,”pungaksnya.
Membangun usaha penggilingan hasil botol sampah itu telah berjalan hampir dua tahun, dan mempekerjakan belasan warga di sekitar tempat usaha. Sementara botol-botol yang diolah itu dibeli di sejumlah toko/bengkel motor/mobil dengan cara membeli harga kiloan, baru kemudian dimasukan dalam karung ukuran besar, terus dibawa ke Daru untuk di giling menjadi bahan baku.
”Saya tidak tau, hasil olahan botol sampah ini digunakan untuk apa oleh perusahaan di Surabaya. Saya hanya disuruh olah sebanyak mungkin botol sampah, jika ingin mendapatkan uang banyak,”ujarnya seraya mengaku dengan usaha olah sampah botol sekarang, ia bisa mendapatkan uang belasan Juta rupiah per bulannya.
Mantan wartawan Gaung NTB ini juga mengaku bangga dengan usaha yang ditekuni saat ini. Pasalnya, selain bisa menambah pendapatan untuk kebutuhan keluarga, juga hasil kerja usaha ini bisa digunakan untuk berinvestasi.
”Kalau sebelumnya saya sempat berpikir bagaimana capek dan sulitnya seseorang yang bekerja sebagai pengumpul sampah plastic atau botol. Nah, sekarang saya menekuni langsung profesi sebagai pemulung sekarang. Ternyata, pekerjaan seperti ini sungguh membuat saya sadar akan diri saya sesungguhnya, juga membuat saya sadar untuk tidak lupa melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Ya, intinya, usaha ini membuat kita berubah dan sadar akan hidup untuk saat ini, lebih-lebih kehidupan akan datang,”tandasnya seraya meminta kepada warga yang merasa memiliki banyak botol bekas oli atau obat-obatan, agar bisa menghubungi dirinya di Kantor Redaksi Koran Stabilitas, di Belakang Rumah Makan Arema Santi.(KS-IB02).
SELAIN menjadi seorang wartawan, yang meliput berita setiap hari, Bek juga meluangkan waktunya untuk melakukan aktivitas usaha sampingan lainnya, dengan harapan bisa mendapatkan dana banyak, untuk kebutuhan setiap hari bersama istri dan anak-anaknya, juga keluarga besarnya di Dusun Daru, apalagi Bek saat ini menjadi pengganti dari almarhum Bapaknya H.Daali,.
Usaha sampingannya yang telah berjalan sekitar dua tahun ini adalah menjadi pengepul sampah botol plastic seperti botol oly motor dan oli mobil, botol obat-obatanya, juga berbagai jenis botol lainnya, yang sudah siap di olah menjadi bahan baku untuk kebutuhan industry perusahaan di ASEAN.
“Botol-botol yang kami kumpul itu, kemudian kami olah dengan mesin penggiling. Setelah digiling dengan mesin khusus, hasil olahan itu kemudian dikumpulkan menjadi satu, baru dikirim ke Surabaya untuk dijual dengan harga yang cukup mencukupi kebutuhan dan keperluan dana tambahan usaha, juga untuk gaji karyawan,”pungaksnya.
Membangun usaha penggilingan hasil botol sampah itu telah berjalan hampir dua tahun, dan mempekerjakan belasan warga di sekitar tempat usaha. Sementara botol-botol yang diolah itu dibeli di sejumlah toko/bengkel motor/mobil dengan cara membeli harga kiloan, baru kemudian dimasukan dalam karung ukuran besar, terus dibawa ke Daru untuk di giling menjadi bahan baku.
”Saya tidak tau, hasil olahan botol sampah ini digunakan untuk apa oleh perusahaan di Surabaya. Saya hanya disuruh olah sebanyak mungkin botol sampah, jika ingin mendapatkan uang banyak,”ujarnya seraya mengaku dengan usaha olah sampah botol sekarang, ia bisa mendapatkan uang belasan Juta rupiah per bulannya.
Mantan wartawan Gaung NTB ini juga mengaku bangga dengan usaha yang ditekuni saat ini. Pasalnya, selain bisa menambah pendapatan untuk kebutuhan keluarga, juga hasil kerja usaha ini bisa digunakan untuk berinvestasi.
”Kalau sebelumnya saya sempat berpikir bagaimana capek dan sulitnya seseorang yang bekerja sebagai pengumpul sampah plastic atau botol. Nah, sekarang saya menekuni langsung profesi sebagai pemulung sekarang. Ternyata, pekerjaan seperti ini sungguh membuat saya sadar akan diri saya sesungguhnya, juga membuat saya sadar untuk tidak lupa melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Ya, intinya, usaha ini membuat kita berubah dan sadar akan hidup untuk saat ini, lebih-lebih kehidupan akan datang,”tandasnya seraya meminta kepada warga yang merasa memiliki banyak botol bekas oli atau obat-obatan, agar bisa menghubungi dirinya di Kantor Redaksi Koran Stabilitas, di Belakang Rumah Makan Arema Santi.(KS-IB02).
COMMENTS