Pengalokasian anggaran bernilai Ratusan Milyar di wilayah jalan Lingkar Utara Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Sebagai bukti bahwa Gubern...
Pengalokasian anggaran bernilai Ratusan Milyar di wilayah jalan Lingkar Utara Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Sebagai bukti bahwa Gubernur NTB, KH Muhammad Zainul Mazdi,MA menepati janji politiknya ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada Tahun 2013 lalu. Terbukti, ada sebanyak Rp.32Milyar lebih uang APBD Propinsi NTB tersedot untuk pembangunan enam unit jembatan yang berlokasi di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi, salah satunya jembatan Kawangge sepanjang 30Meter yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan alias “mangkrak”.
BIMA, KS.- Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas di lokasi pembangunan jembatan, terlihat kondisi pekerjaan proyek yang sangat amburadul, material proyek yang berserakan di tengah ruas jalan, belum lagi tidak adanya pengawasan secara dari konsultan proyek, juga pihak pemerintah Propinsi NTB. Sehingga, dengan sesukanya pihak pelaksana proyek mengerjakan proyek asal jadi, dengan mengedepankan keuntungan banyak, menyampingkan mutu dan kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Salah seorang warga Desa Sampungu, Rafidin S,Sos menuturkan bahwa pekerjaan proyek oleh PT.Kater Pilar anak perusahaan dari PT.Modern itu diduga kuat telah menghianati kepercayaan Pemerintah Propinsi NTB yaitu mengerjakan proyek asal-asalan. Buktinya, material yang digunakan berupa pasir, ukuran sertu, ukuran besi serta campuran semen saat melakukan pemasangan dan pengecoran pondasi, sungguh tidak dalam pengawasan oleh pihak pemerintah, padahal pekerjaan proyek itu harus dalam pengawasan ketat dari pihak konsultan proyek juga oleh pengawas pemerintah Propinsi NTB.
“Saya melihat bahwa pelaksana proyek sengaja melakukan kejahatan untuk meraih keuntungan banyak dalam kaitan pekerjaan proyek itu,” duganya.
Bila dalam waktu dekat, pihak pemerintah tidak melakukan pengawasan ketat terkait pekerjaan proyek jembatan Kawangge, Jembatan Palangga serta empat jembatan lainnya oleh perusahaan tersebut, maka terpaksa harus dihentikan pekerjaannya oleh warga setempat.
“Kami tidak rela uang Negara sebanyak Rp.32Milyar dengan mudah disalahgunakan oleh pihak kontraktor yang nakal. Mestinya, kontraktor harus memiliki tanggungjawab moral atas pekerjaan proyek jembatan itu, bukan sebaliknya menyalahgunakan kepercayaan dari pemerintah Propinsi NTB,” pintanya.
Ditanya, item apa saja yang ditemukan adanya indikasi penyimpangan dalam pekerjaan proyek jembatan kawangge tersebut ?. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bima itu mengaku banyak temuan penyimpangan dalam pekerjaan proyek itu. Namun untuk saat ini tidak harus dibuka dulu ke public, melainkan harus melihat perkembangan pekerjaan oleh kontraktor.”Bila apa yang saya awasi sekarang benar-benar sengaja dilakukan oleh kontraktor, maka saya bersama warga akan boikot pekerjaan proyek itu. Tujuan saya adalah menyelamatkan uang Negara, apalagi jembatan kawangge roboh dihantam banjir karena kualitas pekerjaan proyek sebelumnya tidak berkualitas baik,” terangnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Propinsi NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.T yang dimintai tanggapannya terkait pekerjaan enam jembatan di Soromandi yang diduga mangkrak tersebut dibantah keras olehnya.Katanya, pekerjaan jembatan Kawangge itu bukan mangkrak melainkan sedang menunggu batang girder dan lantai deckplank yang akan tiba pertengahan Juli ini. Sebab material tersebut berada di Surabaya, sehingga butuh waktu lama untuk membawa ke lokasi.”Itu pekerjaan sedang menunggu girder, bukan mangkrak,”elaknya.
Begitu juga dengan pelaksana proyek di lapangan, Yudhi membantah adanya pekerjaan yang asal jadi atau amburadul.”Tidak benar ada proyek amburadul. Soal pengawasan tetap diawasi. Kemarin saja (Rabu kemarin,red) ada pengawas yang datang dari propinsi melihat kondisi proyek,”katanya seraya meminta agar tidak mempolemikan soal pekerjaan proyek tersebut.
Ketika ditanya berapa prosentase fisik proyek Jembatan Kawangge saat ini ?. Yudhi mengaku tidak bisa menghitungnya karena kontrak pekerjaan bukan satu paket jembatan tapi enam jembatan sekaligus dengan anggaran Rp.32Milyar lebih.”Kontrak kerja kami enam paket jembatan dengan total anggaran Rp.32Milyar lebih,” pungkasnya.(KS-Rul)
![]() |
Jembatan Kawangge sepanjang 30 Meter yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan |
BIMA, KS.- Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas di lokasi pembangunan jembatan, terlihat kondisi pekerjaan proyek yang sangat amburadul, material proyek yang berserakan di tengah ruas jalan, belum lagi tidak adanya pengawasan secara dari konsultan proyek, juga pihak pemerintah Propinsi NTB. Sehingga, dengan sesukanya pihak pelaksana proyek mengerjakan proyek asal jadi, dengan mengedepankan keuntungan banyak, menyampingkan mutu dan kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Salah seorang warga Desa Sampungu, Rafidin S,Sos menuturkan bahwa pekerjaan proyek oleh PT.Kater Pilar anak perusahaan dari PT.Modern itu diduga kuat telah menghianati kepercayaan Pemerintah Propinsi NTB yaitu mengerjakan proyek asal-asalan. Buktinya, material yang digunakan berupa pasir, ukuran sertu, ukuran besi serta campuran semen saat melakukan pemasangan dan pengecoran pondasi, sungguh tidak dalam pengawasan oleh pihak pemerintah, padahal pekerjaan proyek itu harus dalam pengawasan ketat dari pihak konsultan proyek juga oleh pengawas pemerintah Propinsi NTB.
![]() |
Jembatan Kawangge sepanjang 30 Meter yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan |
“Saya melihat bahwa pelaksana proyek sengaja melakukan kejahatan untuk meraih keuntungan banyak dalam kaitan pekerjaan proyek itu,” duganya.
Bila dalam waktu dekat, pihak pemerintah tidak melakukan pengawasan ketat terkait pekerjaan proyek jembatan Kawangge, Jembatan Palangga serta empat jembatan lainnya oleh perusahaan tersebut, maka terpaksa harus dihentikan pekerjaannya oleh warga setempat.
“Kami tidak rela uang Negara sebanyak Rp.32Milyar dengan mudah disalahgunakan oleh pihak kontraktor yang nakal. Mestinya, kontraktor harus memiliki tanggungjawab moral atas pekerjaan proyek jembatan itu, bukan sebaliknya menyalahgunakan kepercayaan dari pemerintah Propinsi NTB,” pintanya.
Ditanya, item apa saja yang ditemukan adanya indikasi penyimpangan dalam pekerjaan proyek jembatan kawangge tersebut ?. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bima itu mengaku banyak temuan penyimpangan dalam pekerjaan proyek itu. Namun untuk saat ini tidak harus dibuka dulu ke public, melainkan harus melihat perkembangan pekerjaan oleh kontraktor.”Bila apa yang saya awasi sekarang benar-benar sengaja dilakukan oleh kontraktor, maka saya bersama warga akan boikot pekerjaan proyek itu. Tujuan saya adalah menyelamatkan uang Negara, apalagi jembatan kawangge roboh dihantam banjir karena kualitas pekerjaan proyek sebelumnya tidak berkualitas baik,” terangnya.
![]() |
Jembatan Kawangge sepanjang 30 Meter yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan |
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Propinsi NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.T yang dimintai tanggapannya terkait pekerjaan enam jembatan di Soromandi yang diduga mangkrak tersebut dibantah keras olehnya.Katanya, pekerjaan jembatan Kawangge itu bukan mangkrak melainkan sedang menunggu batang girder dan lantai deckplank yang akan tiba pertengahan Juli ini. Sebab material tersebut berada di Surabaya, sehingga butuh waktu lama untuk membawa ke lokasi.”Itu pekerjaan sedang menunggu girder, bukan mangkrak,”elaknya.
Begitu juga dengan pelaksana proyek di lapangan, Yudhi membantah adanya pekerjaan yang asal jadi atau amburadul.”Tidak benar ada proyek amburadul. Soal pengawasan tetap diawasi. Kemarin saja (Rabu kemarin,red) ada pengawas yang datang dari propinsi melihat kondisi proyek,”katanya seraya meminta agar tidak mempolemikan soal pekerjaan proyek tersebut.
Ketika ditanya berapa prosentase fisik proyek Jembatan Kawangge saat ini ?. Yudhi mengaku tidak bisa menghitungnya karena kontrak pekerjaan bukan satu paket jembatan tapi enam jembatan sekaligus dengan anggaran Rp.32Milyar lebih.”Kontrak kerja kami enam paket jembatan dengan total anggaran Rp.32Milyar lebih,” pungkasnya.(KS-Rul)
COMMENTS