Kota Bima.KS.- Perkembangan pembangunan Masjid Kantor Walikota terhitung hingga 15 Agustus 2019, sudah mencapai angka 19.76 persen. B...
Kota Bima.KS.-Perkembangan pembangunan Masjid Kantor Walikota terhitung hingga 15 Agustus 2019, sudah mencapai angka 19.76 persen.
Begitu penjelasan PPK, Agus Musalim ST , diruang kerjanya Jumat ini. Progres tersebut katanya sesuai yang dilaporkan pada TP4D selaku mitra pengawas pembangunan.
Nah, kalau melihat perkembangan pekerjaan hingga hari ini, kata Agus tentu telah meningkat dibanding per-15 Agustus.
"Sekarang sudah 22.76 persen,"katanyam
Sesungguhnya kendala yang dihadapi pelaksana pekerjaan CV Bone Jaya, sebutnya, bukan dari sisi kinerja dari prosesnya. Lebih karena material dan bahan kebayakan dalam bentuk pesanan. Sebab konstruksi bangunan lebih banyak menggunakan bahan jadi semisal, GRC atau beton komposit yang harus dipesan di Surabaya.
Keterlambatan mobilisasi material semacam inilah alasannya, yang menghambat progres pekerjaan. Selebihnya tidak ada kendala.
Sampai tanggal 20 Deaember 2019 atau selama 180 hari kerja., iya meyakini sudah memasuki finishing pekerjaan
Pekerjaan ini katanya menghabiskan anggaran sesuai nilai kontrak sebesar Rp 4.9 miliar lebih dari pagu Rp 5 M.
Dari sisi kualitas, material atau bahan sebutnya, sudah sesuai bestek dan tidak mungkin dipermainkan. Hanya pasir saja yang pernah ditolak karena kurang berkualitas. Tetapi dalam pengawasan yang ketat.
Bicara kendala lain, Agus lembali menegaskan, memang agak terlambat dalam pemasokan material seperti triplek. Mestinya kalau tidak karena mobilisasi bahan pesanan yang twlaat samaidiomasi, perkembangan pelerjaan sudah 24 persen lebih. "Itu tadi karena bahan yang kebanyakan harus dipesan. Mobilisasi bahan yang agak terlambat sampai di lokasi pekerjaan,"tutupnya. (KS-Aris).
Begitu penjelasan PPK, Agus Musalim ST , diruang kerjanya Jumat ini. Progres tersebut katanya sesuai yang dilaporkan pada TP4D selaku mitra pengawas pembangunan.
Nah, kalau melihat perkembangan pekerjaan hingga hari ini, kata Agus tentu telah meningkat dibanding per-15 Agustus.
"Sekarang sudah 22.76 persen,"katanyam
Sesungguhnya kendala yang dihadapi pelaksana pekerjaan CV Bone Jaya, sebutnya, bukan dari sisi kinerja dari prosesnya. Lebih karena material dan bahan kebayakan dalam bentuk pesanan. Sebab konstruksi bangunan lebih banyak menggunakan bahan jadi semisal, GRC atau beton komposit yang harus dipesan di Surabaya.
Keterlambatan mobilisasi material semacam inilah alasannya, yang menghambat progres pekerjaan. Selebihnya tidak ada kendala.
Sampai tanggal 20 Deaember 2019 atau selama 180 hari kerja., iya meyakini sudah memasuki finishing pekerjaan
Pekerjaan ini katanya menghabiskan anggaran sesuai nilai kontrak sebesar Rp 4.9 miliar lebih dari pagu Rp 5 M.
Dari sisi kualitas, material atau bahan sebutnya, sudah sesuai bestek dan tidak mungkin dipermainkan. Hanya pasir saja yang pernah ditolak karena kurang berkualitas. Tetapi dalam pengawasan yang ketat.
Bicara kendala lain, Agus lembali menegaskan, memang agak terlambat dalam pemasokan material seperti triplek. Mestinya kalau tidak karena mobilisasi bahan pesanan yang twlaat samaidiomasi, perkembangan pelerjaan sudah 24 persen lebih. "Itu tadi karena bahan yang kebanyakan harus dipesan. Mobilisasi bahan yang agak terlambat sampai di lokasi pekerjaan,"tutupnya. (KS-Aris).
COMMENTS