Celakanya, ulah timses yang berada di Kecamatan tersebut diduga kuat berani meminta uang jutaan hingga puluhan juta rupiah dengan dalih pengamanan posisi jabatan.
Bima, KS.– Torehan kemenangan pasangan Bupati – Wakil Bupati Bima, Hj.Indah Damayanti Putri – Drs. H.Dahlan, M.Noer seolah menjadi momok menakutkan bagi para Pejabat Fungsional dan Struktural dilingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Masalahnya, para pejabat mengaku “diteror”, didatangi oknum Tim Sukses (Timses) paketan yang kini resmi memimpin kabupaten periode 2016-2021 mendatang. Celakanya, ulah timses yang berada di Kecamatan tersebut diduga kuat berani meminta uang jutaan hingga puluhan juta rupiah dengan dalih pengamanan posisi jabatan.
Dugaan itu diungkap salah seorang Kepala Sekolah (Kepsek) yang enggan namanya di korankan. Sumber yang bertugas di Kecamatan Bolo tersebut mengaku, dirinya pernah dihubungi salah seorang timses Via Hand Phone (HP). ”Dalam pembicaraan, yang dibahas hanya soal jabatan dan uang. Saya diminta uang puluhan juta rupiah untuk mengamankan posisi saya saat ini, kalau tidak ya siap-siap kehilangan posisi sebagai kepsek,” ungkap sumber mengutip pernyataan oknum timses dimaksud.
Bahkan, oknum itu pernah mendatangi kediamanya sebelum pelantikan pasangan IDP_Dahlan berlangsung. Namun, ia tidak datang sendiri melainkan didampingi dua rekanya. Hanya saja sumber enggan menyebut nama oknum timses tersebut, yang jelas satu orang menjabat sebagai Kepala Desa (Kades), satu dari politisi dan satu dari Aktivis. ”Mereka juga pernah mendatangi rumah saya, tujuanya sama membahas soal posisi jabatan dan uang pengaman posisi,” beber sumber.
Untuk memuluskan praktek dugaan itu, tak tanggung-tanggung pelaku nekad mencatut nama keluarga orang nomor satu bahkan bupati. Terlebih, di bulan Juni 2016 akan ada Perombakan Jabatan secara besar-besaran. Jadi, harus dilobi kalau tidak ingin kehilangan jabatan. ”Modus pelaku berbeda-beda, ada yang catut nama keluarga bupati bahkan nama Dae Dinda pun dibawa-bawa,” ujar sumber.
Beruntung, permintaan oknum praktis tidak dipenuhi korban. Entah karena merasa tersinggung lantaran permintaan tidak dikabulkan korban, pelaku kembali berulah, korban diancam akan dipindahkan ke Kecamatan Tambora dan Karampi Langgudu. ”Saya diancam akan dipindahkan ke Tambora dan Langgudu. Saya diancam karena tidak memenuhi uang yang diminta pelaku,” tutur sumber sembari berharap agar persoalan itu segera disikapi karena perbuatan oknum timses selain meresahkan juga merusak citra Pemkab dibawa kepemimpinan Dinda- Dahlan.
Menanggapi hal itu, A.Jalil, SE Bendahara Umum pasangan Dinda-Dahlan, secara tegas menyatakan, tidak ada perintah atau isntruksi juga arahan orang nomor satu dan nomor dua di Kabupaten Bima, atas ulah oknum yang mengaku timses IDP-Dahlan tersebut. Kalaupun sampai itu terjadi, itu merupakan perbuatan oknum tak bertanggungjawab yang mengatasnamakan Bupati dan Wabup. ”Itu perbuatan oknum tak bertanggungjawab, kami timses Dinda – Dahlan tidak pernah melakukan perbuatan tak terpuji semacam itu. Kalaupun ada, saya minta agar pelaku diseret ke Aparat Penagak Hukum,” tegas Politisi Partai Hanura tersebut, seraya meminta kepada yang merasa diteror atau ditekan, agar melaporkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib. (KS-03)
Dugaan itu diungkap salah seorang Kepala Sekolah (Kepsek) yang enggan namanya di korankan. Sumber yang bertugas di Kecamatan Bolo tersebut mengaku, dirinya pernah dihubungi salah seorang timses Via Hand Phone (HP). ”Dalam pembicaraan, yang dibahas hanya soal jabatan dan uang. Saya diminta uang puluhan juta rupiah untuk mengamankan posisi saya saat ini, kalau tidak ya siap-siap kehilangan posisi sebagai kepsek,” ungkap sumber mengutip pernyataan oknum timses dimaksud.
Bahkan, oknum itu pernah mendatangi kediamanya sebelum pelantikan pasangan IDP_Dahlan berlangsung. Namun, ia tidak datang sendiri melainkan didampingi dua rekanya. Hanya saja sumber enggan menyebut nama oknum timses tersebut, yang jelas satu orang menjabat sebagai Kepala Desa (Kades), satu dari politisi dan satu dari Aktivis. ”Mereka juga pernah mendatangi rumah saya, tujuanya sama membahas soal posisi jabatan dan uang pengaman posisi,” beber sumber.
Untuk memuluskan praktek dugaan itu, tak tanggung-tanggung pelaku nekad mencatut nama keluarga orang nomor satu bahkan bupati. Terlebih, di bulan Juni 2016 akan ada Perombakan Jabatan secara besar-besaran. Jadi, harus dilobi kalau tidak ingin kehilangan jabatan. ”Modus pelaku berbeda-beda, ada yang catut nama keluarga bupati bahkan nama Dae Dinda pun dibawa-bawa,” ujar sumber.
Beruntung, permintaan oknum praktis tidak dipenuhi korban. Entah karena merasa tersinggung lantaran permintaan tidak dikabulkan korban, pelaku kembali berulah, korban diancam akan dipindahkan ke Kecamatan Tambora dan Karampi Langgudu. ”Saya diancam akan dipindahkan ke Tambora dan Langgudu. Saya diancam karena tidak memenuhi uang yang diminta pelaku,” tutur sumber sembari berharap agar persoalan itu segera disikapi karena perbuatan oknum timses selain meresahkan juga merusak citra Pemkab dibawa kepemimpinan Dinda- Dahlan.
Menanggapi hal itu, A.Jalil, SE Bendahara Umum pasangan Dinda-Dahlan, secara tegas menyatakan, tidak ada perintah atau isntruksi juga arahan orang nomor satu dan nomor dua di Kabupaten Bima, atas ulah oknum yang mengaku timses IDP-Dahlan tersebut. Kalaupun sampai itu terjadi, itu merupakan perbuatan oknum tak bertanggungjawab yang mengatasnamakan Bupati dan Wabup. ”Itu perbuatan oknum tak bertanggungjawab, kami timses Dinda – Dahlan tidak pernah melakukan perbuatan tak terpuji semacam itu. Kalaupun ada, saya minta agar pelaku diseret ke Aparat Penagak Hukum,” tegas Politisi Partai Hanura tersebut, seraya meminta kepada yang merasa diteror atau ditekan, agar melaporkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib. (KS-03)
COMMENTS